Eramuslim – AYAT-AYAT Alquran menyebutkan adanya bencana banjir sebagai balasan yang secara khusus Allah timpakan kepada kaum Nabi Nuh AS.
Allah berfirman, “(Telah Kami binasakan) kaum Nuh tatkala mereka mendustakan para rasul, Kami tenggelamkan mereka dan Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Kami pun telah menyediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih.” (Al-Furqan: 37).
Ayat-ayat Alquran yang lain pun secara terperinci menggambarkan situasi penumpang bahtera Nuh AS dan bagaimana dia mematuhi perintah Allah dalam firman-Nya,
“… hingga apabila perintah Kami datang dan dapur (perut bumi) telah memancarkan air, Kami berfirman, muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang-sepasang (jantan dan betina) dan keluargamu, kecuali orang yang telah ditetapkan suatu keputusan untuk mereka, dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman,’ dan tidaklah beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.” (Hud: 40).
Ayat-ayat berikutnya, yaitu ayat 41-49 dari Surah Hud dan ayat 30-33 Surah Al-Mu’minun mengandung kisah kejadian banjir besar dan menyebutkan Gunung ludiy, yaitu puncak Gunung Ararat di sebelah timur Turki.
Sesungguhnya kandungan ayat-ayat Alquran tersebut selaras dengan ilmu-ilmu sejarah dan fakta-fakta arkeologis modern. Hal itu terlepas dari kemungkinan untuk disanggah dan sudah pasti berbeda dari pengetahuan manusia pada saat Alquran itu turun.
Hal tersebut ditegaskan pula oleh seorang ilmuwan, Sir Leonard Woolley, pimpinan forum arkeolog yang dihadiri oleh delegasi British Museum dan delegasi Pennsylvania University dalam upaya penggalian arkeologis di Tell el-Obeid, utara kota Ur di Irak.