Golongan kaum murtad
Golongan kaum mutad ini di antaranya ada tiga, yaitu mereka yang murtad, mengaku sebagai nabi, dan membangkang membayar zakat. Kelompok yang murtad adalah mereka yang tidak ingin terikat oleh berbagai kewajiban dalam Islam sebagai usaha untuk memperbarui syahwat dan tingkah kebinatangan mereka. Mereka menampik ajaran Islam dan kembali pada ajaran sebelumnya yakni kehidupan jahiliyah.
Mereka menyembah patung sebagai jawaban terhadap panggilan hasrat ke duniawian seperti yang dilakukan oleh penduduk Bahrain. Sedangkan kelompok yang mengaku sebagai nabi beserta kabilah pengikutnya adalah mereka yang menyakini bahwa sebab langsung kepemimpinan Quraisy atas seluruh Arab dikarenakan kenabian Muhammad Saw.
Oleh karena itu, mereka ingin nabi dari kalangan mereka agar bisa menguasai Arab dan menjadi raja. Hal ini yang tampak pada dakwah Musailamah Al-Kadzab di tengah-tengah sukunya, Bani Hanifah, Thulaihah Al-Asadi dari Bani Asad, Al-Aswad Al-Ansi di Yaman, dan Najah binti Al-Harits dari Bani Tamin. Suku-suku tersebut membela mereka karena primordialisme walaupun tahu kebohongannya.
Adapun kelompok yang membangkang untuk membayar zakat adalah mereka yang pernah membayarnya pada masa Rassulullah Saw. sebagai bentuk kepatuhan terhadap firman Allah: “Ambilah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.” (QS Al Taubah).
Mereka berkeyakinan bahwa perintah Allah SWT tersebut diperuntukkan bagi rasul-Nya saja. Ketika Rasulullah SAW wafat, mereka menolak untuk membayar zakat kepada selain Rasul-Nya adalah firman-Nya bagi umat sang rasul. Hal ini ditambah dengan lemahnya keimanan mereka dan menganggap pembayar zakat tersebut sebagi upeti. Dengan demikian, mereka membayar zakat karena terpaksa dan menunggu hari ketika mereka dibebaskan dari kewajiban itu.
Selain itu adanya pengaruh bangsa lain yang menjadi tetangga Arab seperti Persia, Romawi, dan Habasyah. Sebelumnya, mereka memiliki koloni di Jazirah Arab sehingga mengulurkan tangan untuk membantu nyala api pembangkangan terhadap agama baru tersebut.