Mendengar jawaban tersebut Umar berkata, Bagaimana engkau akan memerangi mereka, sedangkan Rasulullah SAW bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi orang-orang sampai mereka mengucapkan, ‘Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.’ Siapa yang mengatakannya, harta dan darahnya semua perhitungannya adalah milik Allah.”
“Demi Allah,” kata Abu Bakar. “Akan kuperangi siapa pun yang memisahkan antara shalat dan zakat, karena zakat adalah haknya harta. Karena itu akau berkata, ‘Kecuali karena sesuatu yang benar.’
“Demi Allah,” kata Umar, “ Aku melihat Allah telah mencerahkan dada Abu Bakar untuk berperang. Maka aku mengetahui bahwa dia benar.”
Sebab-sebab kemurtadan
Ada banyak sebab kemurtadan yang terjadi saat itu, salah satunya adalah kurangnya iman dalam hati setiap kabilah Arab. Mereka hanya berlindung dengan keimanan, tetapi belum pernah merasakan kenikmatannya. Allah menggambarkan mereka dalam firman-Nya: “Orang-orang Arab Badui itu berkata, “Kami telah beriman”, Katakanlah (kepada mereka), “Kamu belum beriman,” tetapi katakanlah, “Kamu telah tunduk (Islam),” karena iman belum masuk ke hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat (49): 14).
Mereka menunjukan ketidaksetiaannya terhadap Islam, sebagaimana kaum munafik pada saat Perang Uhud dan Tabuk. Sebenarnya, bibit gerakan pemurtadan itu sudah muncul sebelum Rasulullah SAW wafat. Namun, saat itu, nyalanya dapat diredupkan dengan wibawa kenabian dan kekuatan pengaruh Rasulullah SAW. Dengan wafatnya beliau, dan Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, gerakan tersebut bangkit, aktif, dan menyebar hingga Semenanjung Arab, terkecuali Makkah, Madinah, dan Thaif yang terus berpegang teguh pada Islam serta menjaga keberlangsungannya.