Tidak membaca shalawat untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika disebut namanya merupakan tanda orang bakhil berdasarkan sabda beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Orang bakhil adalah orang yang namaku disebut padanya lalu dia tidak bershalwat atasku.” (HR. Ahmad dan al-Nasai dalam al-Sunan al-Kubra)
Barangsiapa yang nama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam disebut di sisinya atau menyebut nama beliau, lalu tidak bershalawat atas beliau merupakan tanda dia terhalang mendapatkan banyak kebaikan. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang melupakan bershalawat atasku maka dia telah meninggalkan jalan menuju surga.” (HR. Ibnu Majah, tapi dalam al-Zawaid, isnad ini dhaif karena lemahnya Jubarah bin al-Mughallis sebagaimana yang disebutkan dalam Hasyiyah al-Sundi ‘ala Ibni Majah).
Maka bagi ahli ilmu (para ulama) untuk bisa menjadi teladan dan panutan dalam mengagungkan Nabi Allah sebagaimana firman Allah yang lalu, “Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-A’raf: 157) seperti yang telah dijelaskan oleh al-Halimi, bahwa keberuntungan hanya bisa diraih oleh orang yang mengagabungkan antara iman kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan memuliakan beliau. Dan tidak ada perselisihan bahwa makna ta’zir (memuliakan) adalah menghormati kepada beliau. Wallahu A’lam. (dz/voa-islam)