Janda yang dibantu Mustafa bukan sembarang janda, rata-rata usianya sudah di atas 65 tahun. Para janda itu tidak butuh lipstik atau bedak, mereka hanya butuh sembako dan kasih sayang dari orang sekitar.
“Ketika kita dateng ke rumahnya, kita ajak becanda, kita ajak ngobrol, mereka bahagia, mereka senang,” ucap pendiri Sekolah Relawan ini.
Menurut Mustafa, para janda itu rindu berbincang dengan anak-anak mereka. Namun kebanyakan dari anak mereka tidak peduli dengan orang tuanya. Kedatangan Mustafa begitu dirindukan oleh para janda karena memberikan kebahagian bagi mereka.
“Mereka rindu ngobrol sama anaknya, ngobrol seperti keluarga, itu kan nggak pernah mereka lakukan lagi. Mereka kita kasih sembako saja mereka mau, bahagia, senang banget,” kata ayah satu anak ini.
Dari sekian banyak janda yang ditemui Mustafa, ada pengalaman yang membuat hatinya pilu. Dia melihat para janda harus banting tulang memulung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Padahal tubuh renta mereka sudah tidak harusnya bekerja keras dari pagi hingga malam hanya untuk mencari sesuap nasi.
Biasanya Mustafa memberikan bantuan modal untuk mereka. Ada yang berjualan gorengan, mengemas kue lemper, berjualan nasi uduk hingga sate, sesuai dengan keahlian yang mereka miliki.
“Orang serenta mereka membuat saya sedih kalau lihat ada di jalanan. Akhinya saya dampingi, saya tanggungi, lama kelamaan ketika sudah kenal, baru kita modalin hingga akhirnya mereka berhenti memulung,” ucap pengusaha restoran ini.