European Union (EU) atau Uni Eropa merupakan serikat antar-pemerintahan yang beranggotakan negara-negara Eropa yang berdiri di atas landasan Perjanjian Eropa (Maastrich Agreement) di tahun 1992, dan baru diresmikan tepat pada 1 Januari 2007. EU kini telah memiliki 27 negara anggota yang bisa saja di masa depan bertambah. Beberapa institusi penting mereka adalah Komisi Eropa, Dewan Uni Eropa, Dewan Eropa, Mahkamah Eropa, dan Bank Sentral Eropa. Bahkan terdapat pula Parlemen Eropa yang anggota-anggotanya dipilih langsung oleh warga negara anggota.
EU merupakan lembaga yang mirip dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, namun membatasi diri dalam ruang lingkup kepentingan Eropa saja walau untuk itu dampaknya juga bersifat global.
Tak dipungkiri, Uni Eropa merupakan salah satu pencapaian dari apa yang disebut sebagai Pemerintahan Satu Dunia (The New World Order), di mana batas-batas geografis negara hanya menjadi semacam formalitas, dan yang berkuasa menghegemoni dunia hanya satu pihak. Bukankah sekarang kita mengenal istilah Adi Daya? Negara Super Power Tunggal? Ini adalah The New World Order. Fukuyama menyebutnya The Borderless World. Dunia tanpa batas. Dan kita sering mengatakannya “Globalisasi”.
Ada yang menarik dari lembaga supra-nasional ini dilihat dari bentuk arsitektural Markas Besarnya yang terletak di Brussels, Belgia. Bentuknya secara tegas mengambil rupa Menara Babel yang kisahnya lekat dengan keangkuhan Raja Nimrod, raja dari kerajaan pertama setelah terjadinya tragedi besar air bah di zaman Nuh a.s.
Raja Nimrod dan Menara Babel
Kisah tentang Raja Nimrod dan Menara Babel telah dimuat di dalam naskah-naskah berbagai agama dan budaya kuno, dalam kisah kaum Ibrani, Yunani, dan juga Islam. Nimrod adalah seorang tiran yang menguasai wilayah Babel (Babylonia), Uruk, Akkad, dan Calneh, dan dia bernafsu untuk menghilangkan semua agama dan menjadikan dirinya sebagai tuhan.
Menurut Alkitab, Babel adalah kota yang menyatukan umat manusia, semua berbicara satu bahasa dan bermigrasi dari Timur. Raja Nimrod tinggal di kota ini dan bernafsu sekali menjadikan kotanya sebagai pusat dunia. Untuk itu Nimrod memutuskan untuk membangun satu menara yang besar dan tingginya menyentuh langit. Menara ini bukan untuk mengagungkan tuhan, melainkan untuk memuliakan Nimrod sendiri sebagai tuhan yang patut disembah. Versi Midrash dari cerita ini bahkan menambahkan bahwa para pembangun Menara mengatakan,
“Tuhan tidak mempunyai hak memilih langit untuk diri-Nya, dan menyerahkan dunia yang lebih rendah (daratan) untuk kita, sehingga kita akan membangun menara yang tingginya menyentuh langit.. sehingga muncul gambaran jika seolah-olah manusia menantang perang terhadap Allah “.
Lambert Dolphin dalam The Tower of Babel dan The Confusion of Languages berusaha mencari jawaban mengapa dan untuk apa mereka membangun menara seperti itu. Dan Lambert Dolphin mendapat jawabannya: demi keangkuhan dan kepuasan diri.
Di dalam kitab suci Al-Qur’an disinggung tentang kaum ini: “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain , dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah dan kaum Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu, karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab,” (QS. 89:6-13)”
Apa yang dikatakan Qur’an ternyata juga ada di dalam Kitab Genesis 10:31-32, 11:1-9:
10:31 Itulah keturunan Sem, menurut kaum mereka, menurut bahasa mereka, menurut tanah mereka, menurut bangsa mereka.
10:32 Itulah segala kaum anak-anak Nuh menurut keturunan mereka, menurut bangsa mereka. Dan dari mereka itulah berpencar bangsa-bangsa di bumi setelah air bah itu.
11:1. Semula, bangsa-bangsa di seluruh dunia hanya mempunyai satu bahasa dan mereka memakai kata-kata yang sama.
11:2 Ketika mereka mengembara ke sebelah timur, sampailah mereka di sebuah dataran di Babilonia, lalu menetap di sana.
11:3 Mereka berkata seorang kepada yang lain, “Ayo kita membuat batu bata dan membakarnya sampai keras.” Demikianlah mereka mempunyai batu bata untuk batu rumah dan ter untuk bahan perekatnya.
11:4 Kata mereka, “Mari kita mendirikan kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, supaya kita termasyhur dan tidak tercerai berai di seluruh bumi.”
11:5. Maka turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh manusia. 11:6 Lalu Ia berkata, “Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa, dan ini baru permulaan dari rencana-rencana mereka. Tak lama lagi mereka akan sanggup melakukan apa saja yang mereka kehendaki. 11:7 Sebaiknya Kita turun dan mengacaukan bahasa mereka supaya mereka tidak mengerti lagi satu sama lain.”
11:8 Demikianlah TUHAN menceraiberaikan mereka ke seluruh bumi. Lalu berhentilah mereka mendirikan kota itu.
11:9 Sebab itu kota itu diberi nama Babel, karena di situ TUHAN mengacaukan bahasa semua bangsa, dan dari situ mereka diceraiberaikan oleh TUHAN ke seluruh bumi.
Markas EU dan Simbolisasi Babel Tower
Pembangunan Gedung Parlemen Uni Eropa yang bentuknya mencontek keseluruhan arsitekrural Menara Babel secara tegas menyampaikan pesan kepada dunia jika apa yang telah dibangun Nimrod adalah sangat bagus dan patut diteruskan. Pesan Nimrod yang sekarang diwariskan oleh Uni Eropa adalah: “Manusia merupakan sentral di dalam kehidupan dunia, bukan tuhan. Bahkan manusialah yang berhak mengatur tuhan. Dan semua manusia harus berbahasa yang satu, harus berpikiran satu, dan berkeyakinan yang satu.” Bukankah ini senada dan sejalan dengan apa yang dinamakan sebagai The World Order? Tata Dunia Baru yang mengharuskan semua manusia tunduk pada satu kekuasaan elit dunia? [bersambung/rz]