Selain itu, beberapa waktu lalu fenomena “bulan darah” yang tampak kemerahan atau “blood moons” yang terjadi pada 2015, juga diramalkan akan terjadi kiamat, disebut oleh para Evangelis AS sebagai pertanda datangnya kehancuran bagi Bumi.
Lalu, ada beberapa prediksi juga soal kemunculan Planet Nibiru, yang dikaitkan dengan berakhirnya dunia. Namun hingga kini planet yang dulunya belum memiliki nama sehingga dikenal sebagai “Planet-X” itu, belum juga terlihat.
Ramalan akan terjadinya kiamat yang semuanya berakhir menjadi HOAX sudah terjadi sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Dan jika infonya diarsipkan, jumlah ramalannya mungkin sudah ratusan kali, namun semuanya berakhir di tong sampah.
Dan pada kali ini, sebuah gagasan bahwa “bintang terang” akan memimpin dunia ke masa depan, adalah salah satu pengetahuan yang ada dalam ajaran Kristen maupun Yahudi.
Dalam Injil Matius, dikisahkan bahwa pada masa lalu terdapat tiga orang bijak melihat cahaya bintang yang dijadikan pemandu sebagai pemenuhan ramalan, dan menuntun mereka kepada bayi Yesus.
Koneksi Supernova 2022 dan perebutan Jerusalem untuk lepas seutuhnya dari Islam dan Kristen
Tak hanya soal munculnya bintang baru yang diprediski sebagai pertanda datangnya Messias, Rabbi Berger juga sampai meramalkan soal Donald Trump yang pada saat ini menjadi presiden Amerika Serikat.
Seperti diketahui bahwa Trump menyatakan bahwa Jerusalem adalah ibukota Israel, bukan lagi Tel Aviv. Maka ia akan memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem, sesuai janjinya pada saat kampanye.
Padahal Temple of Solomon terdapat tempat-tempat sakral bagi tiga agama, Hebrew, Nasrani dan Islam yang telah disepakati melalui forum internasional seplanet Bumi.
Jerussalem yang dihancurkan oleh Kerajaan Romawi dalam perang pertama Yahudi-Romawi (First Jewish–Roman War) pada tahun 66–73 Masehi, terdapat Masjidil Al-Aqsa, Tembok Ratapan dan Bethlehem dimana Yesus di salib.
Di bangunan yang ada di Jerusalem inilah kini dibagi menjadi empat batas, yaitu batas Yahudi, Batas Nasrani, batas Muslim dan batas Armenia. Nah, semua itulah yang mau dicaplok Trump dengan penyataannya.
Padahal beberapa resolusi PBB telah diliris, dan jelas menyatakan bahwa bangunan itu memang dibagi dan berada dibawah pengawasan PBB dan dunia internasional.
“Saya telah tahu selama berbulan-bulan bahwa Donald Trump akan memenangkan pemilu. Gematria (numerologi) dalam namanya adalah Moshiach (Mesias). Ia terhubung ke dalam proses Mesianik yang terjadi sekarang,” ujar Berger pada November 2016 silam.
“Ketika ia berjanji memindahkan Kedutaan Besar Amerika ke Yerusalem, ia mengaitkan dirinya kepada kekuatan Moshiach, yang memberinya dorongan yang ia butuhkan. Jika Anda terpisah dari Yerusalem, bencana akan mengikuti,” ungkap Berger.
“Sebagai keturunan spiritual bangsa Alkitab Edom, Amerika memiliki peranan penting dalam Mesias. Namun agar cocok untuk peran itu, Amerika harus rendah hati,” jelas Berger.