Peristiwa besar yang terjadi pada masa pemerintahan Khilafah Abdul Hamid ialah pada tahun 1887 M. Di Bassel , Swiss, dimana ketika itu Yahudi internsional dipimpin oleh Theodore Hertzel mengadakan pertemuan untuk mempersiapkan rencana pendirian sebuah negara bagi bangsa Yahudi. Alasan berkumpulnya para tokoh yahudi itu adalah untuk mencari tanah yang akan dijadikan sebagai negara Yahudi.
Dalam konferensi di Bassel tersebut, Hertzel selaku pendiri gerakan Masonisme internasional melemparkan suatu gagasan besar. Katanya,” Saya ingin membangun sebuah negara di atas tanah leluhur kita . Pendirian negara ini saya batasi waktunya , sepuluh sampai dua puluh tahun. Namun jangan sampai lebih dari lima puluh tahun. Maka mereka yang hadir dalam konfrensi tersebut berfikir dan melihat, rintangan besar apa yang akan mereka hadapi untuk mewujudkan gagasan tersebut. Akhirnya mereka menemukan bahwa perintangnya adalah Daulah Utsmaniyah. Harus dicari cara untuk memperdaya sosok Sultan Abdul Hamid sebagai pemegang tampuk kekuasaan di sana dan ia seorang yang berpendirian kuat. Cara apakah kiranya yang mungkin berhasil..wanita? mereka tidak dapat membujuk Sultan dengan persembahan seorang wanita. Minuman keras? Sultan pun tidak bisa ditenggelamkan akal sehatnya dengan minuman yang tidak pernah disentuhnya itu.
Mereka mendatangi sultan Abdul Hamid dua kali. Pada kedatangan yang kedua tahun 1902M, mereka menawarkan empat hal kepada Sultan yakni :
- Akan memberi Sultan 150 juta dinar emas ke kantong pribadi tuan (Pada masa dimana dinar emas mempunyai nilai tukar yang sangat tinggi)
- Akan menutupi sebagian besar utang Daulah Utsmaniyah
- Akan membantu membangun armada laut
- Akan membangunkan sebuah universitas Daulah Utsmaniyah yang besar. Dan mereka mensyaratkan pendirian universitas itu di negara Palestina
Tawaran itu mereka ajukan kepada Sultan Abdul Hamid dan sebagai imbalannya mereka meminta orang-orang Yahudi diperbolehkan untuk berhijrah ke Palestina. Namun apa jawaban Sultan Abdul Hamid kepada Hertzel ???
Sultan mengatakan kepadanya :
“…Sesungguhnya andaikata tubuhku disayat-sayat dengan pisau atau salah satu anggota badanku dipotong maka itu lebih aku sukai daripada aku perkenankan kalian tinggal di bumi Palestina yang merupakan negara kaum muslimin. Sesungguhnya bumi Palestina telah direnggut dengan pengorbanan darah. Dan sekali-kali bumi itu tidak akan dirampas dari mereka melainkan dengan pertumpahan darah. Dan sungguh Allah telah memuliakanku sehingga dapat berkhidmat kepada agama Islam selama tiga puluh tahun. Dan aku tidak akan mencoreng sejarah para leluhurku dengan aib ini…!!”
Kemudian kepada Hertzl , Sultan mengatakan :
“…Simpanlah uang mu itu hai Hertzl. Jika Abdul Hamid telah mati, maka kalian akan mendapatkan negeri Palestina dengan Cuma-Cuma. ..”
Sultan Abdul Hamid sangat hati-hati sekali menghadapi Hertzl, pemimpin gerakan Yahudi Internasional itu. Mereka adalah orang-orang yang menguasai kekayaan dan mass media serta mengendalikan aktivitas club-club Masonik di seluruh dunia.
Seandainya saja ada seorang penguasa di negeri Arab atau penguasa Muslim yang mempunyai sikap seperti Sultan Abdul Hamid!!
Sangat bertolak belakang dengan sejarah Khalifah daulah Utsmaniyah dengan pelajaran sejarah sewaktu kami masih kecil dulu diajari oleh para guru sejarah bahwa dia adalah seorang laki-laki penindas , lalim , congkak dan diktator . Dulu mereka menyebutnya dengan sebutan “Sultan Merah”. Sosoknya dilukiskan dengan gambar tenggelam dalam genangan darah. Demikianlah yang dihembus-hembuskan tentang sosok Sultan Abdul Hamid di waktu sekolah dulu sehingga orang-orang membencinya setengah mati. Demikian juga pemikiran anak-anak muslim turut terpengaruhi. Hal ini tejadi karena para penulis sejarah adalah orang-orang Yahudi atau murid-murid orang Yahudi. Bukan hanya di Yordania , Palestina , Syria dan Mesir saja, bahkan di seluruh dunia Islam. Sehingga ketika itu terkenal-lah sebuah olok-olok yaitu apabila ada di antara kami sebutkan bahwa si fulan tolol tidak tahu apa-apa maka kami menjulukinya : Si Fulan Hamidi..!” mengambil nama dari Sultan Abdul Hamid.
Bahkan pelajaran sejarah di sekolah sekolah seluruh dunia , menaikkan tokoh penghianat Islam yaitu Kemal Attarturk sebagai pembaharu Islam…Naudzhubillah… Sejarah diputar balik sedemikian rupa… bersambung… (Lr)