Sebenarnya, pernyataan bahwa sistem perhitungan kalender Masehi didasarkan pada premis yang salah, bukan barang baru. Banyak sejarawan yang sudah menyatakan Yesus diyakini lahir antara tahun 7 SM dan tahun 2 SM.
“Tetapi, fakta kesalahan ini diungkap oleh seorang Paus, tokoh Dunia Kristen paling terkemuka sedunia, pemimpin satu juta umat Katolik, adalah suatu hal yang sangat menyolok mata, “ demikian The Telegraph.
Dalam bukunya tersebut, Paus Benediktus XVI dengan kritis juga mempertanyakan tradisi-tradisi yang muncul dalam tradisi perayaan Natal, seperti rusa, keledai dan binatang-binatang lainnya dalam kisah kelahiran Yesus, yang menurutnya sebenarnya tidak ada. Paus Benediktus XVI juga mengangkat perdebatan mengenai tempat kelahiran Yesus, yang menurut sebagian orang di Nazareth dan sebagian lain di Betlehem (Bait Lahim), yang keduanya terletak di Palestina.
“Di Bibel tidak ada referensi yang menyebukan kapan dia dilahirkan –semua yang kita tahu hanyalah dia dilahirkan pada masa Herod yang Agung, yang wafat sebelum 1M,” katanya Barton kepada Daily Telegraph. “Sudah sejak lama diduga bahwa Yesus dilahirkan sebelum 1M. Tidak seorang pun yang tahu kepastiannya.”
Nah, jika Natal 25 Desember saja salah perhitungan, maka demikian pula dengan momentum pergantian tahun masehi. Apa yang dirayakan dengan pergantian tahun masehi selain merayakan ritual kaum pagan untuk menyembah Dewa Janus? (RR)