Pohon Terang
Saat ini, setiap menjelang Natal, selalu saja di mana-mana didirikan Pohon Terang, yakni pohon cemara yang diberi kerlap-kerlip lampu dan aneka hiasan di dahan-dahannya, dan di puncak paling tinggi biasanya dihiasi dengan hiasan bintang terang. Bahkan pertama kali dalam sejarah negeri ini, di halaman Istana Negara di Medan Merdeka Utara, Jokowi merestui pendirian dua Pohon Terang yang berukuran besar.
Lantas dari mana asal usul Pohon terang ini? Sama seperti Natal 25 Desember, Pohon Terang atau Pohon Natal, juga tidak ada dan tidak pernah dianjurkan oleh Tuhan maupun Yesus untuk mengadakan atau merayakannya. Semua itu diadopsi dari ajaran pagan Babilonia, di mana ajaran sihir Kabbalah—ruh dari Talmud dan Zionisme, berasal. Pohon itu sendiri disebut dengan istilah “Mistleto” yang biasanya dipakai pada perayaan musim panas, sebagai persembahan suci kepada matahari.
Dalamperayaan itu ada tradisi berciuman di bawah pohon itu yang merupakan awal acara di malam hari, yang dilanjutkan dengan pesta makan dan minum sepuas-puasnya, sebagai perayaan yang diselenggarakan untuk memperingati kematian “Matahari Tua” dan kelahiran “Matahari Baru” di musim panas.
Rangkaian bunga suci yang disebut “Holly Berries” juga dipersembahkan kepada dewa Matahari. Sedangkan batang pohon Yule dianggap sebagai wujud dari dewa matahari. Begitu pula menyalakan lilin yang terdapat dalam upacara Kristen hanyalah kelanjutan dari kebiasaan kafir pagan, sebagai tanda penghormatan terhadap dewa matahari yang bergeser menempati angkasa sebelah selatan.
Encyclopedia Americana menjelaskan sebagai berikut: “Rangkaian bunga Holly, pohon Mistletoe dan batang pohon Yule… yang dipakai sebagai penghias malam Natal adalah warisan dari zaman sebelum Kristen.”
Frederick J. Haskins dalam bukunya Answers to Questions menyebutkan, “Hiasan yang dipergunakan saat upacara Natal adalah warisan dari tradisi agama penyembah berhala (paganisme) yang menghiasi rumah dan tempat peribadatan mereka, yang waktunya bertepatan dengan malam Natal sekarang. Sedangkan pohon Natal, itu berasal dari kebiasaan Mesir Kuno yang sudah ada jauh sebelum lahirnya agama Kristen.”
Sangat disayangkan, kebanyakan orang-orang Kristen tidak memahami asal-usul Pohon Terang yang sesungguhnya dilarang oleh Alkitab. Tentang Pohon Terang, Bibel menyatakan:
“Beginilah firman Tuhan: “Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsabangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adaIah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun tidak dapat. ” Tidak ada yang sama seperti Engkau, ya Tuhan! Engkau besar dan nama-Mu besar oleh keperkasaan. ” (Yeremia 10:2-6)