Ya’juj dan Ma’juj secara bahasa berasal dari الاوجة (al awjah) yang berarti kebercampuran. Atau dari kata الاوج (al awj) yang berarti kecepatan berlari. Dinamakan demikian karena mereka suku yang bercampur baur dan berkecepatan dalam memusnahkan manusia lainnya.
Ada juga yang menyatakan kata itu berasal dari bahasa Cina yang berubah dalam pengucapannya dalam bahasa Arab. Dalam bahasa Cina Mungkuk atau Muncuk.
Ya’juj dan Ma’juj ini penuh misteri dari aspek bahasa dan juga misteri tentang siapa mereka, sehingga memunculkan ragam pendapat, di antaranya yaitu:
a. Menyatakan bahwa mereka telah keluar saat ini, dan sudah melakukan perusakan besar sehingga menguasai umat Islam. Ya’juj dan Ma’juj dalam hal ini adalah bangsa Mongol dan Tartar.
Sejarah telah mencatat Panglima dari Mongolia yang bernama Jengis Khan (1167-1227 M), telah menguasai semua wilayah antara Cina dan Laut Hitam. Cucunya, Hulagu Khan berhasil menguasai dinasti Abbasiyyah pada tahun 1258 M. Namun dua tahun kemudian berhasil ditaklukan oleh kaum muslimin dibawah pimpinan Baibers di masa Sultan Quthuz (Al Malik Al Muzhoffar), dengan pertempuran yang dikenal dengan nama Ainun Jalut di daerah Palestina.
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا التُّرْكَ صِغَارَ الأَعْيُنِ ، حُمْرَ الْوُجُوهِ ، ذُلْفَ الأُنُوفِ ، كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطَرَّقَةُ
Kiamat tidak akan terjadi sampai kalian memerangi bangsa Turki yang bermata sipit, berwajah merah dan berhidung pesek seakan-akan wajah mereka seperti perisai yang ditempa palu. (Al-Bukhari).