Rezim Neolib yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah berkali-kali mengatakan jika seluruh komponen bangsa harus menerapkan prinsip hidup sederhana, tidak boros, dan memiliki standar moral dan ahklak yang tinggi.
Selain itu, presiden yang mengklaim dirinya sebagai orang yang paling depan dalam perjuangan memberantas korupsi ini, di dalam dua konferensi tentang pelestarian lingkungan hidup, G20 di Pittsburgh dan COP-15 di Kopenhagen, bertekad jika Indonesia akan mereduksi emisi karbon hingga 26% pada 2020. Namun dengan kebijakannya dalam mobil dinas mewah dengan tenaga sebesar 3.000 cc tersebut, jelas Presiden Sby telah direduksi oleh dirinya sendiri.
Benarlah apa kata orang-orangtua kita dahulu, “Lidah memang tidak bertulang.”
Presiden Sby bisa saja berpidato berkali-kali, berjam-jam bahkan berminggu-minggu, namun jika yang dilakukan pemerintahan yang dinakhodai dirinya ternyata bertindak sebaliknya, maka dengan amat mudah rakyat banyak akan sadar jika semua itu sekadar retorika, tak ubahnya retorika penjual obat tangkur buaya di emperan jalan, yang berbusa-busa mulutnya namun semuanya hanyalah dusta belaka.
Begitu banyak kasus yang mencederai rasa keadilan rakyat terjadi, dari kasus Buaya versus Cicak, kasus Prita, kasus Nek Minah, kasus pencurian buah semangka, kasus pencurian kapuk, dan yang sedang hangat-hangatnya karena melibatkan banyak pejabat tinggi negara, Kasus Bank Century, namun sikap pemerintah dalam hal ini Presiden Sby sangat ragu dan lamban. Ibarat rakyat sedang memerlukan “tari perang Cakalele”, namun Sby malah menarikan “Tari Gambyong”.
Tindakan pemerintah yang terus-menerus mencederai perasaan keadilan rakyat ternyata masih terus dilakukan hingga detik ini. Salah satunya adalah pemberian fasilitas mobil dinas yang sangat mewah dan sangat berlebihan kepada para pejabat negara. Tak salah jika banyak orang menuding pemerintahan ini adalah rezim perampok uang rakyat yang tidak punya rasa malu dan empati sedikit pun. Di tengah lautan kesengsaraan rakyat banyak yang hidup bagaikan di dalam neraka, para pejabat negara malah enak-enakan menggunakan uang rakyat untuk memanjakan diri.
Jumlah uang rakyat yang “dirampok” untuk pengadaan mobi dinas mewah ini adalah sebesar 62,805 miliar rupiah. Jumlah ini belum termasuk fasilitas biaya bahan bakar tiap harinya, biaya pemeliharaan dan service, spare-parts, gaji supir, dan sebagainya yang juga pasti sangat mewah yang seluruhnya harus ditanggung uang rakyat.
Mobil Dinas 1,325 Miliar Rupiah
Setelah berhasil menang dalam pemilu dan pilpres 2009 yang diduga kuat belepotan kasus kecurangan di sana-sini, meminjam istilah Menteri Keuangan Sri Mulyani “Kecurangan Sistemik”, Susilo Bambang Yudhoyono bisa kembali duduk di atas singgasana kepresidenan. Belum seratus hari bekerja, para pejabat tingi negara dan menterinya “dihadiahi” sebuah mobil dinas mewah, Toyota Crown Royal Saloon 3.000 cc dengan harga 1.325 miliar rupiah perunitnya.
Menteri Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, salah seorang loyalis Yudhoyono, berkilah jika harga mobil bukan 1.325 miliar tapi “cuma” 800 juta rupiah. Namun ketika banyak kalangan menkonfirmasi harga sesungguhnya di dealer Toyota, maka yang benar adalah 1.325 miliar rupiah. Apa yang dikatakan Sudi Silalahi adalah harga mobil belum kena pajak, dan rakyat yang tidak lulus sekolah dasar pun sekarang tahu jika semua barang import—apalagi yang mewah—pasti kena pajak. Dan pajak itu juga diambil dari uang rakyat.
Lantas apa saja keistimewaan mobil dinas mewah tersebut? Dari berbagai sumber, didapat keterangan tentang apa saja keistimewaan Toyota Crown Royal Saloon generasi terbaru ini.
Toyota Crown Royal Saloon ini merupakan varian mobil yang sederajat dengan BMW Seri 5 (530), Mercedes E-Class, dan Audi A6 (dari Jerman). Adapun di Jepang, kompetitornya adalah Honda Legend dan Nissan Fuga. Dalam keluarga Crown yang terdiri dari 5 varian, kastanya adalah Century (tertinggi), Majesta, Crown Athlete, Royal, dan standar sedan (paling bawah). Crown Athlete adalah sedan mewah dengan penampilan sporty.
Toyota Crown yang dipasarkan sekarang, termasuk yang dipakai untuk mobil dinas pejabat Indonesia adalah generasi ke-13. Mobil ini dibuat pertama kali pada 1955 dan merupakan sedan tertua yang masih diproduksi Toyota hingga kini. Royal Crown 2009 adalah sedan mewah tercanggih dan terlengkap di kelasnya. Di Jepang, mobil ini ditawarkan dengan dua versi mesin, yaitu V6, 2,5 liter dan V6, 3,0 liter. Dan seperti yang bisa diduga, rezim Neolib Indonesia memilih versi yang paling hebat dan mewah (dan pastinya yang termahal), V6 3.0 liter.
Mobil jenis ini memiliki banyak fasilitas yang juga wah. Kendaraan ini merupakan satu-satunya yang dilengkapi dengan sistem navigasi satelit 3D yang dikendalikan oleh G-BOOK. Dengan adanya fitur tersebut, peredaman suspensi akan bekerja secara otomatis sesuai dengan kondisi permukaan jalan. Misal, jika ada lubang atau polisi tidur, maka peredam suspensi akan berubah. Begitu juga ketika membelok. Pengemudi tak perlu repot menekan tombol. Inilah kehebatan teknologi yang disebut Toyota dengan VDIM atau Vehicle Dynamics Integrated Management.
Dan laiknya sedan mewah lainnya, perpindahan gigi juga bisa diatur sendiri. Bahkan komputer yang ditanam di dalam mobil akan mengaktifkan efek pengereman mesin ketika mendekati gerbang tol. Radar yang digunakannya sangat presisi dan bisa mengukur sampai ke tingkat milimeter.
Selain itu, kendaraan ini juga dilengkapi dengan perangkat penginderaan malam (Night vision system) yang mampu mendeteksi pejalan kaki melalui kamera inframerah jarak dekat. Tambahan lain adalah intelligent parking assist system untuk membantu pengemudi agar mudah parkir dengan berbagai posisi. Mobil akan berbicara kepada pengemudi untuk menuntun pengemudi agar memarkir mobilnya dengan benar.
Ruangan kabin mobil ini sangat luks dan kedap suara. Jadi, para menteri yang tengah berada di dalam mobil ini kupingnya dijamin tak akan terganggu oleh nyanyian rakyat kelaparan yang didendangkan bocah-bocah pengamen yang selalu ada di tiap perempatan jalan. Di dalam mobil yang mewah ini, para menteri dan pejabat tinggi negara akan selalu ingat jika Indonesia adalah negeri yang kaya raya, makmur, gemah ripah loh jinawi, dan sejahtera. Utang negara ini yang jumlahnya ribuan triliun rupiah pun pasti akan terlupakan. Mereka akan sealu berteriak “Harapan masih ada” dan sama sekali lupa bahwa sudah banyak rakyatnya yang mati akibat gantung diri, frustasi dengan kehidupan yang kian hari kian berat.
Fitur canggih lainnya adalah Pre-crash Safety System yang dilengkapi dengan kemampuan untuk mendeteksi apakah pengemudi mengantuk atau tidak. Jika sistem mendeteksi mata pengemudi tertutup beberapa detik, sistem akan mengeluarkan peringatan dan memaksa pengemudi berhenti jika dianggap berbahaya dan memicu kecelakaan. Fitur canggih ini diklaim Toyota sebagai yang pertama di dunia.
Mesin 3GR-FSE V6 berkapasitas 3.000 cc atau tepatnya 2.994 cc direct injection, memiliki daya maksimum 256 dk pada 6.200 rpm. Sementara untuk torsi maksimum sedan bertransmisi otomatis 6-speed super ECT itu memiliki angka 314 Nm pada 3.600 rpm. Konfigurasi tersebut dipasangkan dengan 6 Super ECT (Super Intelligent Electronically-controlled, 6-speed Automatic Transmission) dan DRAMS (Driving Response and Acceleration Management System) untuk menghasilkan pengendaraan yang lembut namun bertenaga. Semua mesin ini menggunakan teknologi dual VVT-i (Dual Variable Valve Timing-intelligent), mengoptimalkan waktu jeda katup masuk dan keluar sesuai kondisi pengendaraan.
Dengan tenaga 3.000 cc, bisa dibayangan berapa banyaknya bahan bakar yang menguap tiap kali pengemudi menginjak pedal gasnya. (bersambung/ridyasmara)