Lalu siapakah seorang minimalis sejati? Fumio Sasaki pernah menyebut Steve Jobs, mantan CEO Apple Computer, sebagai profil manusia minimalis ideal, mengingat penampilannya yang sederhana walaupun kekayaannya luar biasa. Sejatinya, bagi kita kaum Muslim, Rasulullah SAW-lah teladan yang sempurna.
Allah SWT berfirman, “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya” (QS 74: 38). Setiap yang kita lakukan dan barang yang kita miliki akan dipertanyakan oleh-Nya. Ambillah hikmah dari kisah berikut.
Suatu hari, sahabat Umar bin Khatthab menemui Rasulullah di kamarnya. Di sana, Umar melihat Rasulullah sedang berbaring di atas sebuah tikar kasar dan hanya berselimutkan kain sarung.
Lalu, terlihatlah guratan tikar yang membekas di tubuh Rasulullah. Umar pun melayangkan pandang ke sekeliling kamar. Dilihatnya segenggam gandum seberat kira-kira satu sha’, daun penyamak kulit, dan sehelai kulit binatang. Menyaksikan kesederhanaan Rasulullah, Umar pun tak kuasa menahan air matanya. “Apa yang membuatmu menangis, ya putra Khattab?’ ujar Rasulullah bertanya kepada Umar.
Umar pun menjawab, “Bagaimana aku tak menangis, ya Rasul, di pinggangmu tampak bekas guratan tikar, dan di kamar ini aku tidak melihat apa-apa, selain yang telah aku lihat. Sementara raja Romawi dan Persia bergelimang buah-buahan dan harta, sedang engkau utusan Allah SWT.”
Rasulullah pun bersabda, “Wahai putra Khattab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bagian kita dan dunia menjadi bagian mereka?” (HR Muslim). Rasulullah dan keluarganya menerapkan hidup minimalis.
Maka, inti dari gaya hidup minimalis yang diajarkan Rasulullah adalah bersikap qana’ah, zuhud dan senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah Allah anugerahkan. Bagi seorang Muslim, bergaya hidup minimalis adalah meminimalkan kecintaan terhadap dunia dan memaksimalkan kecintaannya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Wallahu a’lam.(Rol)
Penulis: Mohammad Munif Ridwan