Memang, kita tak tahu kapan akan mati. Maka, diri ini harus berupaya sekuat tenaga agar selalu dalam kebaikan di sepanjang waktu. Baik di pagi hari ketika membuka kelopak mata, menuju rumah Allah Ta’ala untuk menunaikan Subuh berjama’ah, hingga saat kita memejamkan mata kembali. Semoga dengan itu, Allah Ta’ala mematikan diri ini ketika tengah berdzikir menyebut nama-Nya Yang Mulia.
Kemudian, lantaran diri tak bisa menebak dalam keadaan bagaimana kelak menjemput maut, barangkali satu hal yang bisa kita lakukan adalah senantiasa menjaga diri dari aktivitas yang dilarang. Mengupayakan yang wajib, utamakan yang sunnah, berpelit diri dengan yang mubah dan haramkan dengan apa yang memang dlarang-Nya. Sebab, bagaimana mati erat kaitannya dengan bagaimana kita menjalani hidup sehari-hari.
Selajutnya, oleh karena kita tak mengerti di mana akan mati, maka upayakan untuk selalu berada di tempat-tempat kebaikan. Di rumah bersama keluarga, di masjid-masjid bersama pecinta surga, di majlis ilmu dengan mereka yang mencintai nabi, dan tempat penuh kebaikan lainnya. Karena satu hal yang pasti, siapa yang tidak sibuk di tempat kebaikan, maka ia akan aktif di wilayah keburukan yang penuh kemaksiatan.
Semoga Allah Ta’ala kurniakan husnul khatimah dan kesyahidan kepada kita semua, aamiin. (Pirman/kisahikmah)