Eramuslim – Pada Surah Fatir ayat 28 Allah menerangkan bahwa di dunia ini, terdapat manusia yang sekian banyaknya, juga binatang melata yang ada di bumi. Baik binatang liar di hutan maupun binatang ternak, semuanya berbeda-beda dan bermacam-macam jenis dan warna kulitnya.
Di antara itu semua, maka hanya para ulama sajalah dari hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya. Selain ulama tidak ada yang memiliki kesadaran yang tinggi dan pribadi yang takwa kepada Allah sebagaimana ulama, yaitu kelompok manusia yang sadar pada eksistensi dan tugas serta fungsinya.
Kata ulama berasal dari kata kerja (fi’il) ‘alima ya’lamu ‘ilman, artinya mengetahui. Alim ialah orang yang mengetahui atau berilmu, dan bentuk jamak dari alim ialah ulama. Menurut Ibnu Abbas arti ulama dalam ayat ini ialah orang-orang yang mengetahui bahwa Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dengan sendirinya, penjelasan lebih lanjut tentang arti ulama menurut Ibnu Abbas sebagaimana disampaikan oleh Ibnu Abi ‘Amrah dari ‘Ikrimah, ialah hamba-hamba Allah yang alim atau mengetahui tentang zat, sifat-sifat dan kekuasaan Allah, taat kepada-Nya dan tidak pernah menyekutukan-Nya, hanya menghalalkan yang dihalalkan Allah dan mengharamkan yang diharamkan Allah, selalu menjaga dan melaksanakan perintah-perintah-Nya, serta yakin bahwa nanti di akhirat akan bertemu dengan-Nya yang akan menghisab atau mengadili seluruh amal perbuatan manusia. Karena itulah para ulama selalu takut pada Allah.