Jika dentin terbuka setelah kerusakan gigi atau penyakit gusi misalnya, rangsangan yang menyakitkan seperti suhu atau cairan tertentu akan menyebabkan nyeri.
Para peneliti mempelajari tikus dan manusia untuk memahami bagaimana rasa sakit muncul, merekam apa yang terjadi di sel dan saraf.
Dr Zimmermann mengatakan pada gigi manusia dengan lubang dan karies gigi, ditemukan sejumlah besar saluran TRPC5 yang diatur lebih tinggi.
“Karena itu kami percaya bahwa rekayasa penghambat TRPC5 yang dapat diterapkan secara lokal ke gigi melalui strip atau permen karet mungkin akan menjadi sangat membantu dalam mengobati sakit gigi atau hipersensitivitas dentin,” katanya.
Satu obat rumahan yang umum seperti minyak cengkeh, mengandung bahan kimia yang disebut eugenol yang menghalangi jalur TRPC5 ini sehingga akan mengurangi nyeri. Namun ilmuwan menyarankan agar orang yang mengalami sakit gigi tetap harus menemui dokter gigi.
Prof Damien Walmsley dari British Dental Association (BDA) mengatakan, mengurangi rasa sakit mungkin memberikan bantuan sementara, tetapi penting untuk mengobati dan mencegah penyebabnya. Dia menyarankan, menyikat secara teratur dapat menghentikan penyakit gigi dan gusi.
“Penelitian ini menarik, tetapi kami tidak dapat mengabaikan penyebab yang mendasari sensitivitas gigi,” katanya. Ia mengatakan bahwa di masa depan, agen penghambat TRPC5 dapat dimasukkan ke dalam pasta gigi untuk mencegah nyeri akibat sensitifitas.
Seperti diktahui, kerusakan gigi terjadi ketika enamel dan dentin gigi menjadi lunak oleh serangan asam setelah makan atau minum apapun yang mengandung gula. Seiring waktu, asam membuat rongga (lubang) pada gigi.
Risiko kerusakan gigi meningkat dengan seberapa sering Anda mengonsumsi makanan atau minuman manis atau asam. Jadi sebaiknya batasi makanan yang asam dan manis.[sindonews]