Seperti yang dicatat oleh Helen Buyniski, dengan menggunakan contoh Undang-Undang Patriot AS, yang disahkan oleh Kongres tidak lama setelah peristiwa bendera palsu 9/11 yang menghancurkan gedung World Trade Center 1, 2 dan 7 di New York: ‘Mereka selalu menyatakan keadaan darurat, mereka terus mendeklarasikan keadaan darurat atau mencabut salah satu tindakan darurat. ‘Lihat ‘Rockefeller Blueprint For Police State Triggered By Pandemic Exposed’. Dalam kasus apa pun, melalui media korporasi yang terus-menerus mempromosikan kepanikan, kebanyakan orang lebih memilih untuk ‘mencari selamat’ dengan menerapkan pembatasan yang lebih ketat terhadap kebebasan mereka. Lihat ‘As Trump Eyes Restarting Economy, Nearly 3 in 4 Voters Support National Quarantine’.
Sebagaimana banyak diulas oleh Hendrajit dan juga peneliti-peneliti Global Future Institute (GFI) yang lain, bahwa banyak hasil penelitian yang mengungkap adanya sepak terjang kelompok elit global dengan segala modus operandinya terus mengkonsolidasikan dan memperluas kekuatannya di seluruh dunia. Oleh karena itu, GFI perlu memberikan informasi alternatif dengan menghadirkan sejumlah bukti sehingga publik tidak latah mengikuti ritme atau irama yang dimainkan oleh kelompok elit global tersebut.
Oleh karena itu, GFI mendesak pemerintahan Jokowi-Ma’ruf agar meninjau ulang langkah-langkah preventif terkait COVID-19. Langkah yang diambil pemerintah sudah baik, namun lebih baik lagi kalau langkah-langkah tersebut juga ‘menyapa’ kebutuhan pokok, terutama kelompok masyarakat ekonomi lemah, yang notabene adalah sebagian besar dari masyarakat kita. Sekali lagi, pemerintah tidak boleh ragu dan gamang dalam memberlakukan setiap kebijakannya.
Pemerintah harus adil, setidaknya dengan mempertimbangkan resiko yang harus juga ditanggung oleh warga bangsanya. Negara tidak boleh menjadi korban dari skenario global apapun yang berpotensi memperlemah kebangsaan kita dalam segala aspeknya, terutama lemahnya ekonomi nasional yang sudah kita rasakan sejak muncul kasus virus corona di Wuhan, Cina, belum lama ini.