Berbeda dengan Irak, Afghanistan, Angola dan negara lainnya (negara kolonialisasi) yang dirambah kolonialis melalui power concept, Namun bedal hal dengan ihwal atas lepasnya Sipadan Ligitan dari pangkuan Ibu Pertriwi, yang kemudia justru melalui (dimensi) frontier. Ya. frontier berjalan senyap, tanpa letusan peluru dan tak ada asap mesiu.
Sebagaimana diulas sekilas di atas, frontier adalah batas imajiner antara pusat dengan daerah akibat pengaruh asing. Awal pengaruh adalah ekosob. Contohnya, secara faktual bahwa di perbatasan kini dominan budaya Malaysia daripada Indonesia, atau saluran TV dan atau frekwensi radio lebih (kuat) condong dari negeri sebelah, atau lapangan pekerjaan justru menjajikan di luar, atau alat transaksi di perbatasan Indonesia-Malaysia menggunakan ringgit–uang Malaysia–bukannya rupiah, termasuk distribusi sembako, minuman kaleng dan komoditi lainnya yang berasal dari Malaysia.
Artinya, jika suatu daerah terdapat frontier, kemudian ada pembiaran oleh pemerintah daerah setempat (dan pusat) tanpa langkah-langkah antisipasi sama sekali, kelak bila dipicu oleh peristiwa politik–referendum, atau sengketa hingga ke Mahkamah Internasional–maka daerah tadi niscaya lepas. Sipadan Ligitan adalah contoh pengalaman pahit akibat pembiaran frontier oleh pusat.
Merujuk hal-hal di atas, hari ini, kita saksikan Gubernur Bali kini yang bernama Wayan Koster secara cerdas, tegas lagi berani mengantisipasi terbentuknya dan menebalnya frontier di Bali. Pasalnya, kini jaringan Cina tengah menebalkan frontier melalui bisnis parawisita dan segmen ikutan lain seperti resto, penginapan, angkutan, guide dan seterusnya–dikikis habis. Di tutup total oleh Koster baik yang legal (berizin) apalagi ilegal. Kenapa demikian, bahwa praktik pariwisita yang dijalankan jaringan China tersebut selain terendus “tidak sehat”, transaksi di semua segmen menggunakan mata uang (Yuan) Cina, termasuk penggunaan semacam e-money tanpa melibatkan otoritas kompeten, juga menggunakan wechat, transaksi online langsung ke Cina
Hal di atas merupakan potret bahwa terbangun frontier oleh jaringan Cina. Melayani transaksi antar mereka sendiri, membuat jalur sendiri Bali-Cina, dan lain-lain.