Kalau dari perspektif geopolitik, poin ke 11 (geoekonomi) inilah yang menjadi tujuan utama Cina, sedangkan upaya-upaya lain untuk memberangus suku Uigur hanyalah sebuah geostrategi semata. Pertanyaannya sederhana, “Apabila Xinjiang cuma penghasil jambu mente atau ketela rambat, apakah suku Han akan dimobilisir dan muslim Uigur digusur?”
Merujuk teori Deep Stoat, “If you would understand world geopolitic today, follow the oil.” Jika ingin mengetahui situasi geopolitik hari ini, ikuti kemana aliran minyak. Kenapa? Sebab disana simpul-simpul kekuasaan akan saling intip, bersinergi bahkan kerap beradu-kuat.
Kesimpulan sementara, bahwa tidak ada perang agama, suku, ataupun konflik antargolongan melainkan karena faktor geoekonomi.
Nah, bila di era kolonialisme klasik dahulu, geoekonomi itu artinya rempah-rempah, sedang di masa penjajahan modern kini, geoekonomi bermakna air, pangan dan energi (water, food and energy security).
Demikian adanya. (kl/theglobalreview)
Penulis: M Arief Pranoto, Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GFI)