Sejumlah penelitian kontemporer menjelaskan bahwa tanaman Salvadora persica dan ekstraknya memberikan manfaat pada jaringan mulut dan membantu menjaga kebersihan mulut yang baik.
Sebagian besar risalah Muslim tertua tentang siwak berbentuk naskah. Namun, karya serupa tentang masalah ini juga muncul pada periode selanjutnya.
Siwak sangat bermanfaat karena dibuat dari beberapa pohon yang bisa menghilangkan bau mulut. Bersiwak biasa dilakukan sebelum berwudhu dan juga setelah makan. Sehingga tak ada sisa makanan di mulut.
Namun, dilarang bersiwak dengan buah delima dan tebu. Ulama lain dari Mazhab Hanafi seperti Ibnu ‘Abidin menjelaskan bahwa pohon tersebut berbahaya bagi mulut.
Muhammad al-Aqkirmani mengatakan, bersiwak lebih istimewa jika menggunakan pohon ara. Karena bagian dari pengobatan nabawi, menurut Abu Hanifa, kata Al-Aqkirmani, pohon arak membuat ucapannya fasih, nafsu makan terstimulasi, dan otak jernih.
Siwak menjauhkan setan dan mendekatkan para malaikat, membuat tubuh lebih kuat dan penglihatan lebih tajam. Al- Aqkirmani membahas pengaruh siwak pada otak. Dengan demikian, siwak merangsang pemikiran yang tepat, berbeda dengan opium, hyoscyamus, dan hashish. Semua dari mereka (dan pertama-tama, ganja) dilarang karena mereka mengalihkan orang dari ingatan Allah SWT. (kl/rol)