Maka Allah menjawab bahwa ia bukan termasuk keluarganya. Sehingga Kan’an termasuk orang-orang yang akan tenggelam karena kekafirannya. Telah ditakdirkan bahwa ia akan menyimpang dari kalangan orang yang beriman dan akan tenggelam bersama orang-orang yang kafir dan orang yang melampui batas.
Allah lantas memerintahkan Nabi Nuh dan kaumnya yang tersisa dan beriman untuk turun dari bahtera dan pegunungan Judi serta kembali melanjutkan hidup di bumi. Allah juga telah menetapkan bahwa hanya anak-anak Nabi Nuh yang kelak akan memiliki keturunan, sedangkan orang-orang beriman lainnya tidak memiliki keturunan. Sehingga Nabi Nuh adalah bapak seluruh umat manusia setelah Nabi Adam.
وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُ هُمُ الْبَاقِينَ “Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.” (QS ash-Shaffat: 77).
Semua keturunan anak Adam yang ada di muka bumi nasabnya kembali kepada ketiga anak Nuh yaitu Sam, Ham, dan Yafits. Sam adalah bapaknya bangsa Arab, Ham adalah bapaknya bangsa Habasyah, dan Yafits adalah bapaknya bangsa Romawi.
Setiap dari mereka memiliki tiga orang anak. Anak-anak Sam adalah bangsa Arab, Persia, dan Romawi. Anak- anak Yafits adalah bangsa Turkia, Slaves, Ya’juj, dan Ma’juj. Sedangkan anak-anak Ham adalah bangsa Sudan dan Barbar.
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Nuh memiliki anak: Sam, Ham, dan Yafits.
Said bin Al-Musayyib menjelaskan, “Anak-anak Sam adalah bangsa Arab, Persia, dan Romawi. Ada kebaikan pada mereka. Anak-anak Yafits adalah Ya’juj, Ma’juj, Turkia, dan Slaves. Tidak ada kebaikan sama sekali pada mereka. Sedangkan anak-anak Ham adalah bangsa Qibthi (Mesir), Barbar, dan Sudan.” (rol)