Kan’an adalah anak tertua Nabi Nuh. Ia seorang yang kafir dan berbuat keburukan. la menyelisihi ayahnya dalam hal agama dan madzhabnya, sehingga ia binasa bersama orang-orang yang binasa.
Seluruh orang-orang yang tidak beriman telah binasa dan tidak tersisa sedikitpun. Mereka ditenggelamkan oleh air bah karena sebab kesalahan-kesalahan mereka. Mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, dan mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah.
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا
“Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.” (QS Nuh: 26-27).
Allah Ta’ala telah mengabulkan doanya-segala puji bagi Allah-sehingga tak seorang pun yang tersisa. Bahkan jika pun ada yang dikasihi, maka seorang ibu dengan bayinya tentu yang akan diselamatkan.
عَنْ قَائِدٍ -مَوْلَى عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ -أَنَّ إِبْرَاهِيمَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي رَبِيعَةَ أَخْبَرَهُ: أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ ﷺ أَخْبَرَتْهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: “لَوْ رَحِمَ اللَّهُ مِنْ قَوْمِ نُوحٍ أَحَدًا لَرَحِمَ أُمَّ الصَّبِيِّ”
Aisyah Ummul Mukminin telah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah bersabda: “Sekiranya Allah mengasihi seseorang dari kaum Nuh niscaya Dia akan mengasihi ibu seorang bayi.”
Ketika manusia telah musnah dari muka bumi dan tidak ada lagi orang yang menyembah selain Allah, maka Dia memerintahkan bumi untuk menelan airnya dan memerintahkan langit untuk menahan air hujan. Seketika air menjadi surut, hujan pun berhenti, dan bahtera Nabi Nuh berlabuh di atas Bukit Judi.
فَكَذَّبُوهُ فَأَنْجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا عَمِينَ
“Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).” (QS al A’raf: 64).
Nabi Nuh lantas menagih janji Allah yang akan menyelamatkan dan melindungi anak dan keluarganya. Tapi, Kan’an justru hilang bersama datangnya air bah itu.