Semakin dewasa Nabi Ibrahim mulai memikirkan tentang berbagai hal termasuk benda-benda mati yang disembah oleh banyak masyarakat saat itu. Selain itu, Beliau memikirkan mengenai batu, matahari, bulan, bintang, dan bahkan patung yang sering dipuja oleh masyarakat. Akhirnya pada suatu saat beliau menyadari bahwa bintang menghilang saat pagi datang, sedangkan matahari tak terlihat saat senja datang.
Nabi Ibrahim ketika itu bingung, siapa yang menciptakan ini semua. Akhirnya Nabi Ibrahim pun menyadari, bahwa Allah SWT lah yang menciptakan ini semua. Bukan berhala yang banyak disembah oleh banyak masyarakat saat itu, termasuk Raja Namrud.
Mulai saat itulah Nabi Ibrahim berpikir untuk menghancurkan berhala-berhala yang dijadikan tuhan oleh mereka.
Suatu ketika Raja Namrud bersama rakyatnya pergi meninggalkan negeri. Saat itu seluruh warganya diwajibkan untuk ikut. “Nabi Ibrahim waktu itu mengaku kalau dirinya sedang sakit, jadi tidak ikut Raja Namrud,” ujar Ustadz Rizki Nugroho, ketika dihubungi Okezone.
Di saat itulah, Nabi Ibrahim tidak melewatkan kesempatan tersebut. Beliau menjalankan niat yang telah lama ia pendam yaitu menghancurkan berhala yang dianggap sebagai tuhan.
Ustadz Riski Menceritakan, beliau menghancurkan 72 berhala dan menyisakan satu berhala yang paling besar. Pada patung yang paling besar itu, Nabi Ibrahim meletakan kapak yang digunakan untuk menghancurkan berhala lain dilehernya.
Saat tiba Raja Namrud dan warganya terkejut melihat patung-patung yang mereka sembah sudah hancur berantakan. Sang raja pun bertanya, siapa yang berani menghancurkan patung-patung ini, sedangkan warga seluruhnya ikut sang raja.
Maka hanya ada satu kemungkinan yang menghancurkan ini semua, yaitu Nabi Ibrahim. Karena hanya dialah yang tidak ikut bersama sang raja