Dalam riwayat lain disebutkan:
أَنَّ جِبْرِيلَ جَعَلَ يَدُسُّ فِي فِي فِرْعَوْنَ الطِّينَ خَشْيَةَ أَنْ يَقُولَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، فَيَرْحَمَهُ اللَّهُ «، أَوْ» خَشْيَةَ أَنْ يَرْحَمَهُ اللَّهُ
Sesungguhnya malaikat Jibril memasukkan tanah ke dalam mulut Fir‘aun karena takut Firaun mengucapkan Lâilâhaillâh, atau Jibril takut Allah merahmatinya.
Hadits di atas diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dalam “Kitâb al-Tafsîr, Bâb Min Sûrah Yûnus,” jilid 4, hal. 287. Lihat pula: Shahîh Sunan al-Tirmidzî, jilid 3, hal. 61, nomor hadits 3320 dan 3321. Oleh pentahqiq kitab Jâmi‘ al-Ushûl, jilid 2, hal. 192, hadits ini disandarkan kepada riwayat al-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Jarir, dan Abu Dawud al-Thayalisi.
Berdasarkan riwayat di atas, apa yang dilakukan malaikat Jibril sejatinya ekspresi kekesalannya terhadap sosok yang melampaui batas dalam berbuat kekufuran dan kerusakan, memerangi ajaran tauhid, dan memfitnah orang-orang beriman
Mengapa malaikat Jibril tak menginginkan Allah merahmati dan mengampuni Firaun? Jawabannya, karena Firaun adalah sosok yang melampaui batas hingga Nabi Musa ‘alaihissalam habis kesabaran dan pernah berdoa agar hatinya dan hati bala tentaranya dikunci mati, hartanya dibinasakan, dan mereka tidak beriman hingga melihat siksaan yang pedih, sebagaimana dilansir Alquran, “Musa berkata, ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan kami—akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih’,” (Q.S. Yunus [10]: 88). (Lihat: Syekh ‘Umar Sulaiman, Shahih al-Qashash al-Nabawi, [Oman: Darun Nafa’is], 1997, cet. Pertama, hal. 359). (okz)