Raja Romawi: “Apakah salah seorang di antara kalian ada yang pernah mengaku sebagai nabi sebelumnya?”
Abu Sufyan: “Tidak”
Raja Romawi: “Apakah ada di antara kakek-kakeknya yang menjadi raja?”
Abu Sufyan: “Tidak”
Raja Romawi: “Ia diikuti pemuka-pemuka masyarakat atau orang-orang lemah?”
Abu Sufyan: “Diikuti orang lemah”
Raja Romawi: “Mereka semakin bertambah atau berkurang?”
Abu Sufyan: “Semakin bertambah”
Raja Romawi: “Apakah ada seorang di antara mereka yang murtad karena benci kepada agamanya setelah ia memeluknya?”
Abu Sufyan: “Tidak”
Raja Romawi: “Pernahkan kalian menyangkanya berbohong sebelum dia mengaku Nabi?”
Abu Sufyan: “Belum”
Raja Romawi: “Pernahkah dia berkhianat?”
Abu Sufyan: “Belum pernah walau sekalipun, setidaknya untuk saat ini, kami tidak tahu apa yang ia perbuat.”
Raja Romawi: “Tidak bisa aku memeriksanya lebih jauh lagi kecuali dengan pertanyaan itu tadi. Apakah kalian memeranginya?”
Abu Sufyan: “Ya”
Raja Romawi: “Bagaimana peperangan antara kalian dengannya?”
Abu Sufyan: “Peperangan antara kami seimbang, kadang dia yang menang, kadang kami juga yang menang.”
Raja Romawi: “Apa yang dia perintahkan kepada kalian?
Abu Sufyan: “Sembahlah Allah semata, janganlah kalian mempersekutukanNya dengan sesuatu pun, tinggalkan apa yang dikatakan oleh leluhur kalian. Ia memerintah kami melakukan shalat, berkata jujur, menjaga kehormatan, dan menyambung silaturahim.”