“Anda coba pikir. Pertempuran terbuka itu selesai sebelum tahun 80. Pak Prabowo menikah 83, lalu setahun kemudian punya anak. Setelah menikah ada dia tugas ke Timtim tapi tidak ada kejadian itu. Bagaimana istrinya mau dinikahi, bagaimana dia bisa punya anak, kalau tidak normal?”
Terjawab sudah teka-teki selama ini. Betapa selama puluhan tahun fitnah keji dan narasi-narasi menjijikkan itu ditimpakan kepada seorang prajurit yang ditugaskan membela tanah air. Entah siapa yang memulai dan menyebarkan. Namun orang yang difitnah itu memilih diam, karena menjawab sebuah kebencian yang telah berkarat hanya akan melahirkan kebencian lain.
Pak Yunus lalu berkisah. Prabowo pernah tertembak kakinya, tapi di sekitar tungkai. Kondisinya cukup parah. Karena bagian itu sangat penting untuk berjalan dan menopang berat tubuh, maka operasi pemulihan harus dilakukan berkali-kali.
Ketika sampai ke cerita soal tungkai itu, saya lalu teringat penuturan salah satu sahabat dekat Prabowo. Ceritanya sama. Akibat tulang di bagian bawah tersebut pernah remuk, maka Pak Prabowo tidak bisa melipat kaki dengan baik. Ia tidak dapat duduk tahiyat dengan sempurna. Tasyahudnya dilakukan dengan menahan sakit. Semua orang yang pernah sholat berjamaah bersama Prabowo tahu itu.
Karena itulah Pak Prabowo menganggap orang lain pasti memiliki gerakan sholat yang lebih baik dari dirinya. Ia bisa saja memimpin pertempuran, karena itu bidang keahliannya. Tapi Prabowo membiarkan orang lain menjadi Imam Sholatnya, karena jikapun ia fasih berbahasa Arab, faseh bacaan doa sholatnya, tetap masih ada orang lain yang lebih sempurna gerakannya.
Allah Maha Melihat, Allah Maha Mencatat. Kesempurnaan ibadah itu tidak hanya dari bentuk, tidak bisa dilihat dari penampakan, tidak cuma dari gerakan. Tapi lebih kepada keikhlasan dan kesetiaan seorang hamba kepada Dia, bangsa dan tanah airnya.
[END.]
Penulis: Agi Betha, wartawan Senior
(Sumber)
BEST SELLER BUKU PEKAN INI, INGIN PESAN? SILAHKAN KLIK LINK INI :
https://m.eramuslim.com/resensi-buku/resensi-buku-diponegoro-1825-pre-order-sgera-pesan.htm