Eramuslim.com – Radio yang menjadi markas pemberontakan Bung Tomo dalam masa penjajahan dihancur-leburkan pemerintah daerah Tegalsari, Jawa Timur. Markas yang digunakan untuk pidato pada saat 10 November 1945 dibongkar tanpa sepengetahuan Tim Cagar Budaya Kota Surabaya.
Melihat hal tersebut, sahabat Anas Urbaningrum, Gede Pasek Suardika merasa sedih. Bahkan seharusnya pelakunya itu dapat dipidanakan.
Radio pemberontakan Bung Tomo dibongkar. Berdasarkan UU Cagar budaya 11/2010 pelakunya bisa dipidana,” tulisnya, dalam akun Twitter pribadi miliknya.
Namun terlepas dari itu, Pasek melihat betapa parah mentalitas nasionalisme bangsa ini sekarang. Sedikitpun tidak ada lagi kepedulian akan kebanggaan masa lalu dengan mempertahankan sejarah yang bisa bertutur hidup walau melewati masa nya.
Ia juga menyayangkan betapa tidak ada lagi untuk mendidik generasi baru untuk mencintai masa lalu dan merawatnya. “Begitu banyak kisah pilu seperti ini di Indonesia. Sejarah masa lalu yang masih ada tapaknya akan memperkuat kekuatan nasionalisme sekaligus daya tahan ekonomi di masa depan.
“Padahal dari sejarah itu dapat bernilai tinggi, selain untuk pengetahuan juga untuk menarik wisatawan. “Cek saja, begitu banyak negara di dunia yang merawat masa lalunya kini telah menjadi pusat kebudayaan dan pariwisata yang mensejahterakan. Kita punya lebih dari itu. Sayang, nenek moyang dan leluhur kita terkenal membangun peradaban, dan generasi, sekarang menghancurkan peradaban tersebut.”
Ia pun menyebut penghancuran itu dilakukan karena krn kapitalis, pasti karena alasan ekonomi, pasti karena keteledoran dan yang pasti memang sudah semakin menjauhi nasionalisme.(ts/voaislam)