Eramuslim.com – Mereka ada yang diasuh sejak kecil bahkan dari bayi. Lalu dibesarkan melalui doktrin-doktrin ideologi mereka sehingga menjadi patuh dan taat. Mereka terdiri dari berbagai bangsa dan ras, agar jika ada operasi intelijen tingkat tinggi di suatu negara tertentu, maka sesuai rasnya, merekalah yang ditunjuk untuk menjalankan misi tersebut. Lain dengan agen-agen lainnya, misi mereka adalah mati atau bunuh diri, mirip kamikaze.
Untuk Manchurian Candidate yang diasuh sejak bayi atau masih kanak-kanak, mereka akan menjalani misi bunuh diri, bahkan tanpa mereka ketahui. Misalnya pada peristiwa Tragedi WTC 9/11 dan Tragedi MH370.
Mereka disiapkan passport dan naik pesawat secara normal, bahkan passport palsu pun bisa mereka peroleh dan masuk ke pesawat tanpa ada yang tahu. Mengapa bisa demikian?
Mungkin anda lupa, bahwa mereka adalah agen tingkat tinggi yang telah diasuh sejak lama, oleh karenanya pasti di back-up oleh agen-agen tingkat tinggi pula, jadi pastinya mereka memiliki akses kemanapun mereka mau.
Setelah masuk pesawat, lalu kontrol pada pesawat diambil-alih dari darat, kemudian agen dari darat tinggal menjalankan pesawat itu sesuai skenario dan misinya. Mau menabrak gedung atau dibuang ke tengah laut, terserah, apapun bisa.
Seperti diterangkan sebelumnya, mereka tak akan pernah kembali pulang setelah menjalankan misinya, alias tewas. Tinggal pilih sesuai misinya, mau Manchurian Candidate dari ras apa? Mereka punya semua suku dan ras.
Setelah misi selesai, dengan seenaknya mereka menuduh berdasarkan ras golongan apa yang tadi telah mereka suruh menjalankan misi bunuh diri itu, begitu mudahnya untuk menuduh suatu kelompok jika memiliki bukti-bukti yang ada. Iya khan?
Misal, jika misinya untuk menghajar Islam, tinggal memilih diantara orang-orang yang memiliki ras Arab. Jika misinya untuk menghajar komunis tinggal memilih diantara orang-orang yang memiliki ras Cina atau Mongoloid. Jika misinya untuk menghajar ras kulit hitam, tinggal memilih diantara orang-orang yang memiliki ras yang sama.
Setelah misi sukses, toh Manchurian Candidate tak akan pernah kembali, sebagai misi bunuh diri. Di Indonesia mungkin memiliki istilah lain, “pengantin”.
Lain lagi dengan Manchurian Candidate untuk misi pembunuhan. Mereka biasanya hanya diberikan hipnosis.
Mereka dapat diperintah hanya melalui perkataan dari sebuah “kata kunci” saja. Hanya dengan menelpon mereka dan mengucapkan kata kunci, maka mereka langsung menjalankan misinya, tanpa sadar. (lihat videonya dibawah halaman)
Misal setelah mendengar kata kunci tertentu, mereka langsung tak sadar mengeluarkan pisau atau pistol, lalu membunuh target atau memencet tombol bom bunuh dirinya. Setelah kejadian selesai barulah ia sadar apa yang telah ia perbuat.
Jika di Indonesia mirip gendam atau hipnotis, hanya melalui perkataan mereka menjadi tak sadar, setelah ditepuk pundak atau sejenisnya agar sadar, barulah mereka kembali sadar. Namun semuanya sudah terlambat. It’s so simple. Ya, mereka mirip robot. Tapi untuk masalah gendam atau hipnotis, itu baru kelas anak TK. Para agen ini sudah sangat expert dalam teknologi otak, psikologi, sistim syaraf dan pengontrolan pikiran. Istilahnya adalah Neuro-Technology.
Pada masa kini, banyak Manchurian Candidate lepasan. Artinya adalah masyarakat dunia itu sendiri. Melalui doktrin-doktrin ideologi masing-masing akan merasa paling benar dan memang itulah keinginan mereka. Setelah mereka terbentuk atau diciptakan, maka mereka akan terus berkembang dengan sendirinya, makin membesar dan membesar tanpa ada lagi campur tangan, tapi mereka tetap dipelihara dari jauh, bahkan akan terus dikembangkan.
Lihat saja pada masa kini, banyak golongan-golongan sempalan mulai dari golongan religius sampai atheis, seperti ekstrimis Islam, ekstrimis Kristen, ekstrimis Katolik, ekstrimis Komunis, ekstrimis Liberal, ekstrimis Fasis, ekstrimis Atheis, ekstrimis Zion hingga kelompok-kelompok sepeti Klu Klux Klan, English Defense League, Taliban, Al-Qaeda hingga ISIS.
Banyak pula terjadi dari sel-sel itu yang ditangkap atau ditahan selama bertahun-tahun. Di dalam penjara mereke telah “dicuci-otak” dulu selama bertahun-tahun pula. Mereka dihopnotis, disiksa hingga disuntikkan berbagai obat (drug) yang dapat mempengaruhi syaraf dan pikirannya.