Dengan memanfaatkan rangkaian senjata yang luar biasa, Seawolf-class dapat dengan mudah mempertahankan diri di perairan asing. Tapi tidak seperti dua pendahulunya, serangkaian senjata yang dimiliki USS Jimmy Carter dapat dengan mudah mempertahankan dirinya walau di perairan asing.
Juga tidak seperti kedua kapal selam pendahulunya yang sama-sama dari kelas Seawolf-class, USS Jimmy Carter memiliki lambung sepanjang 30 meter, sehingga memungkinkan adanya ruang ekstra untuk bertindak sebagai kapal uji operasional untuk teknologi terdepan.
Para peneliti konspirasi percaya bahwa teknologi kapal selam ini mencakup senjata siluman terdepan (ultimate stealth weapon). Salah satunya adalah perangkat seismik yang bisa menciptakan bencana alam yang sangat besar.
USS Jimmy Carter dan Tsunami Aceh
Dua konspirator ternama, Trowbridge H. Ford dan Jim W. Dean percaya bahwa USS Jimmy Carter menggunakan senjata ini untuk menyebabkan Tsunami Aceh atau yang lebih dikenal sebagai Tsunami Samudera Hindia (the Indian Ocean Tsunami).
Bencana tersebut belum pernah terjadi sebelumnya dalam skalanya seperti itu, dan Ford serta Dean mencatat bahwa tidak biasanya dan tidak ada tanda peringatan, akan terjadinya keruntuhan besar di lokasi Patahan Sumatra (Sumatran Trench) yang berada di Lautan Hindia, dimana gempa tersebut dimulai.
Mengingat bahwa negara-negara yang terkena dampak tsunami tersebut sebagian besar adalah negara dengan mayoritas Muslim, Ford dan Dean berpendapat bahwa serangan tersebut ditargetkan sebagai bagian dari perang pemerintahan Bush terhadap teror atau Bush administration’s war on terror.
Secara khusus, mereka akan menuduh Menteri Pertahanan AS saat itu, Paul Wolfowitz, dan juga Kepala Operasi Angkatan Laut, Admiral Vern Clark, yang merencanakan serangan tersebut. Menurut Trowbridge Ford, serangan itu merupakan bagian dari rencana Wolfowitz dan Clark yang telah merencanakan serangan senyapnya.
Masih menurut Trowbridge Ford, serangan tersebut merupakan bagian dari tujuan jangka panjang Menteri Pertahanan AS, Paul Wolfowitz, untuk membangun Orde Baru atau satu pemerintahan dunia baru (New World Order) dimana Amerika akan menjadi mitra yang dominan.
- Pertama, bencana itu sendiri akan menghancurkan populasi Muslim dan negaranya, dimana musuh-musuh Amerika paling lazim berada disana.
- Kedua, negara-negara tersebut bergantung pada bantuan US$14 miliar dolar yang diberikan oleh negara barat yang dipimpin oleh Amerika.
Ini akan memberi kesempatan AS untuk membangun lebih banyak pangkalan-pangkalan militer luar negeri, yaitu diluar negeri AS sendiri, yang mirip seperti Pangkalan AS-Inggris, Diego Garcia.
Ketika pangkalan Diego Garcia akan dibangun, Inggris secara paksa memindahkan semua penduduk setempat agar pangkalan militer kolaborasi antara AS dan Inggris tersbut akhirnya dapat dibangun (lihat video: Diego Garcia – the ugly history!).