Bagi aktivis dakwah khususnya dakwah tarbiyah era 90-an ke bawah, nama Syaikh Dr Said Ramadhan Al-Buthi sangat dikenal oleh para aktivis dakwah. Ulama senior asal Suriah ini sangat melekat di hati para aktivis dakwah di era tersebut. Buku karyanya yang berjudul Fiqhus Siroh bahkan menjadi bacaan wajib bagi aktivis dakwah tarbiyah kalaitu.
Namun apa peran ulama sepuh ini selama revolusi Suriah menentang rezim Syiah Nushairiyah pimpinan Bashar Al-Assad yang telah membantai ribuan ahlussunnah? Fakta mengejutkan adalah ternyata ulama yang menjadi rujukan banyak kaum muslimin di seluruh dunia ini, justru membela rezim thaghut Bashar Al-Assad.
Banyak kaum muslimin sangat kecewa melihat sikap dan tindakan Syaikh Ramadhan Al-Buthi yang membela tindakan kejam Bashar Al-Assad terhadap umat Islam ahlussunnah di Suriah.
Beberapa waktu lalu beredar video yang diunggah di situs berbagi video YouTube yang memperlihatkan Syaikh Ramadhan Al-Buthi yang mengecam perlawanan rakyat Suriah melawan rezim Assad. Bahkan dalam pernyataannya di video itu, Syaikh Ramadhan Al Buthi mendukung Hasan Nashrullah (tokoh kelompok Hizbullah Syiah Libanon) dan mengecam perlawanan rakyat Suriah.
“Saya berharap bisa menjadi salah satu jari tangan Hasan Nashrullah,” ucap ulama yang telah berusia 85 tahun itu dalam sebuah pernyataan.
Syaikh Ghayyats Abdul Baqi, seorang aktivis dakwah asal Suriah yang sangat giat mensosialisasikan kondisi umat Islam di sana dalam satu pernyataannya mengatakan bahwa Syaikh Ramadhan Al-Buthi saat ini sudah tidak bisa diharapkan lagi. Syaikh Ramadhan dengan tegas menyatakan dirinya berdiri dan bersama dengan rezim Bashar Al-Assad yang tega membunuh rakyatnya sendiri.
“Seseorang pernah bertanya ke Syaikh Ramadhan Al-Buthi apa hukumnya orang yang diminta sujud menyembah fotonya Assad, jawaban mengejutkan datang dari Syaikh Ramadhan Al-Buthi, beliau menjawab bahwa berdosa jika tidak mematuhi perintah itu karena hal tersebut berarti tidak taat kepada pemimpin,” ujar Syaikh Ghayyats.
Menurut Syaikh Ghayyats, Syaikh Ramadhan Al-Buthi berbeda dengan ulama-ulama sepuh Suriah lainnya yang masih gagah berani menentang Bashar Al-Assad seperti Syaikh Quraim. Ulama Suriah lainnya bernama Syaikh Usamah Rifai dengan tegas menyatakan dirinya menentang kekejaman Bashar Al-Assad dan mengeluarkan fatwa untuk melawan Assad. Sebagai konsekuensinya salah satu keluarganya yang perempuan ditembak mati oleh rezim thaghut Bashar Al-Assad.
Atas sikapnya yang sangat membela rezim Assad, kaum muslimin di Suriah tahun lalu pernah mengusir Syaikh Ramadhan Al-Buthi dari masjid Amawi atas khutbahnya yang memuji dan mendukung Bashar Al-Assad. Syaikh Ramadhan Al-Buthi juga dengan teganya mengatakan para demonstran yang menentang presiden Bashar Al-Assad sebagai “sampah”.
Sejarah singkat Syaikh Ramadhan Al-Buthi
Syaikh Dr. Said Ramadhan al Buthi memiliki nama asli Muhammad Said ibn Mula Ramadhan ibn Umar al-Buthi. Ia dilahirkan di wilayah Buthan (Turki) pada tahun 1929 dari sebuah keluarga yang cerdas dan taat beragama. Ayahnya, Syekh Mula Ramadhan adalah salah seorang tokoh ulama besar di Turki, termasuk di Syam (Suriah).
Sesaat setelah peristiwa kudeta yang dilancarkan oleh Kemal Attatruk, ia pindah ke Suriah bersama ayahnya. Said kecil saat itu baru berusia empat tahun.
Said menempuh studi dengan spesialisasi ilmu Syariah hingga memperoleh Ijazah Licence. Pendidikan masternya ia tempuh di Fakultas Bahasa Arab. Pada tahun 1965, Said Ramadhan menyelesaikan program Doktornya di Universitas Al-Azhar dengan predikat Mumtaz Syaf ‘Ula dalam usia 36 tahun. Disertasi yang ia tulis berjudul “Dlawabit al-Mashlahah fi asy-Syari’at al-Islamiyyah,” mendapatkan rekomendasi Jami’ah al-Azhar sebagai “Karya Tulis yang Layak Dipublikasikan.”
Di mata beberapa ulama dan ustadz-ustadz yang pernah menimba ilmu di Suriah, saat ini Al Buthi lebih dikenal sebagai tokoh ulama sufi dibanding tokoh pergerakan. Buku-buku karya Al Buthi banyak beredar di Indonesia dan karyanya banyak menjadi rujukan. Bagi jamaah tarbiyah bukunya yang berjudul “Fiqhus Sirah” menjadi rujukan sedangkan bagi kelompok sufi dan tarekat serta kelompok-kelompok yang menentang “wahabbi”, bukunya yang berjudul “Salafiyyah; Marhalah Zamaniyyah Mubarakah La Madzhab Islami” sebagai buku pegangan untuk melawan kaum yang dituduh wahabbi.(fq/berbagai sumber)