Daszak menggambarkan rekomendasi itu sebagai sebuah “prioritas” di mana terdapat konsensus antara tim misi WHO dan ilmuwan China yang bekerja sama dengan mereka.
Daszak mengatakan ilmuwan China telah mengunjungi peternakan hewan liar di Provinsi Hubei dan sekitarnya, dan beberapa “pemasok hulu,” tetapi bukan kawasan pertanian di wilayah selatan yang paling membuat dia dan WHO tertarik untuk didatangi.
Menguji rantai pasokan akan memungkinkan para ilmuwan untuk melihat hewan – atau manusia – mana yang dapat menularkan virus di antara mereka, sebelum menginfeksi manusia di Wuhan.
“Mungkin peristiwa penyebaran terjadi, sedikit lebih awal, pada November, atau bahkan Oktober,” kata Daszak, mengacu pada momen di mana virus berpindah dari satu spesies ke spesies lainnya.
“Tak pernah ada yang kesana untuk menguji hewan,” ujarnya.
“Peternakan itu sekarang ditutup,” lanjutnya.
Daszak menambahkan tim pelacakan ulang China yang mempelajari asal mula wabah mungkin terhambat dalam tugas ini karena lockdown China pada awal 2020.
Menurutnya, peternakan itu kemungkinan jalur yang jelas untuk virus corona.
“Kami sekarang tahu bahwa ada persediaan hewan liar yang dikembangbiakkan di peternakan di Provinsi Yunnan, Guangxi, dan Guangdong yang masuk ke pasar Huanan. Kami punya bukti dan datanya,” jelasnya.
“Kami perlu menemukan apakah ada produk lainnya yang dijual peternakan itu,” imbuhnya.
“Apakah mereka menjual hewan yang terinfeksi virus corona SARS – termasuk SARS-CoV-2? Hewan termasuk kelinci, musang-musang, dan musang?”
SARS-CoV-2 adalah virus yang menyebabkan Covid-19.
“Anda bisa melakukan itu dengan mewawancarai para peternak. Mereka tidak akan rugi apa-apa. Mereka akan menutup usaha mereka dan melanjutkan hidup mereka, dan tidak ada yang ilegal tentang apa yang mereka lakukan,” jelas Daszak.
Daszak mengatakan provinsi selatan Yunnan sangat menarik, karena di sinilah salah satu kerabat genetik terdekat dari virus SARS-CoV-2 – yang dikenal sebagai RaTG13 – ditemukan pada kelelawar.
Perburuan mendesak di antara ahli zoologi adalah untuk menentukan apakah – atau bagaimana – virus RaTG13 mungkin bermutasi dari waktu ke waktu menjadi SARS-CoV-2. Provinsi selatan China adalah rumah bagi banyak spesies yang juga rentan terhadap virus SARS-CoV-2.
Daszak mengatakan, hewan-hewan dari peternakan selatan ini akhirnya bisa sampai ke pasar makanan laut Huanan di Wuhan. Ilmuwan China telah mengambil sampel dari pasar basah Huanan selama Januari 2020 dari bangkai ikan mati dan hewan air lainnya, tetapi tidak dari spesies hidup. Beberapa hewan di pasar mati dan beku.
Hewan beku yang dites termasuk kelinci dan musang-musang. Namun hasilnya negatif. Daszak mengatakan hanya sedikit hewan yang dites.
Daszak mengatakan hasil penelitian ini belum dipublikasikan ilmuwan China, dan hanya ditunjukkan pada tim ahli WHO.
Dia mengatakan jalur virus menuju pasar dari peternakan di wilayah selatan adalah teori yang masuk akal untuk mencari asal usulnya.
“Kami tidak memiliki bukti definitif yang jelas, tapi ini jauh lebih mungkin dibandingkan jalur lain yang telah kami lihat,” pungkasnya. [merdeka]