Smartphone dengan tingkat SAR yang lebih tinggi, dianggap lebih berpotensi bahaya meskipun semua ponsel diharuskan lulus pengujian untuk memastikan SAR di bawah batas tertentu. Namun, beberapa produk ponsel diketahui memiliki radiasi SAR yang cukup tinggi.
Mari kita lihat daftar 8 teratas merk dan jenis ponsel yang masuk pasar Asia, dengan warna merah diatas 1,5 Watt / kg versi Federasi Perlindungan Radiasi Jerman:
1. Xiaomi MI A1. Tingkat SAR: 1,75 Watt / kg
2. One Plus 5-T. Tingkat SAR: 1,68 Watt / kg
3. Huawei Mate 9. Tingkat SAR: 1,64 Watt / kg
4. Xiaomi MI Max 3. Tingkat SAR: 1,58 Watt / kg
5. One Plus 6-T. Tingkat SAR: 1,55 Watt / kg
6. Nokia Lumia 630. Tingkat SAR: 1,51 Watt / kg
7. iPhone-7. Tingkat SAR : 1,38 Watt / kg
8. iPhone-8. Tingkat SAR: 1,32 Watt / kg
Tingkat SAR yang merupakan satuan ukuran jumlah energi frekuensi radio yang diserap tubuh saat menggunakan ponsel tersebut belum berbahaya karena tingkat SAR yang berbahaya atau diambang batas adalah diatas 2 Watt / kg.
Sementara itu, dilansir dari Phonearena, berikut ini 14 daftar ponsel dengan radiasi SAR paling tinggi di pasaran dunia, tanpa menunjukkan besaran SAR:
1. iPhone XS Max
2. iPhone XS
3. iPhone XR
4. Samsung Galaxy Note 9
5. Samsung Galaxy S9 Plus
6. Samsung Galaxy S9
7. Google Pixel 3 XL
8. Google Pixel 3
9. LG V40
10. LG G7
11. OnePlus GT
12. OnePlus 6
13. Xiaomi Pocophone F1
14. Sony Xperia XZ3
Biasanya ponsel yang memiliki tingkat Specific Absorption Rate atau SAR yang tinggi adalah ponsel yang memiliki kemampuan atau memiliki SIM Card ganda.
Jika Anda ingin mengetahui tingkat radiasi SAR yang merupakan satuan ukuran jumlah energi frekuensi radio yang diserap tubuh pada sebuah ponsel, Anda dapat milihatnya dari keterangan pada user manual yang ada dalam kotak kemasan ponsel. Namun jika user manual sudah hilang atau Anda membeli ponsel “batangan”, Anda dapat mengecek tingkat SAR ponsel anda disini.
11 Alasan Agar Diperhatikan
Radiasi elektromagnetik dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis: radiasi pengion (onizing radiation) dan radiasi non-pengion (non-ionizing radiation), berdasarkan kemampuan photon tunggal dengan lebih dari 10 eV energi, mampu untuk mengionisasi oksigen atau memutus ikatan kimia.
Frekuensi ultraviolet dan lebih tinggi, seperti sinar-X atau sinar gamma yang terionisasi, akan menimbulkan bahaya khusus yang diakibatkan oleh radiasi elektromagnetik itu sendiri.
Sejauh ini bahaya radiasi kesehatan yang paling umum adalah terbakar sinar matahari, yang menyebabkan lebih dari satu juta kanker kulit baru setiap tahunnya.
Berikut ini tentang studi yang dilakukan sampai saat ini, yaitu 11 alasan untuk diperhatikan:
1. Gelombang yang jauh lebih padat dari “Electrosmog”
Electrosmog adalah istilah untuk hubungan antara “radiasi elektromagnetik dan kesehatan”. Kita akan dihujani oleh frekuensi yang sangat tinggi pada intensitas rendah, berjarak dekat hingga menciptakan frekuensi yang “sangat kental” bagai sup electrosmog yang lebih padat dan lebih rumit.
Untuk bekerja dengan kisaran gelombang MMW yang lebih tinggi dalam 5G, antena yang dibutuhkan lebih kecil. Beberapa ahli mengatakan antena sekecil 3 mm x 3 mm. Intensitas rendah untuk efisiensi, dan untuk mengatasi gangguan sinyal dari hambatan alami dan atau hambatan buatan manusia, misalnya seperti gedung.
2. Efek pada kulit
Kekhawatiran terbesar adalah bagaimana paparan panjang gelombang 5G yang baru ini akan mempengaruhi kulit. Tubuh manusia memiliki antara dua hingga empat juta saluran keringat.
Dr. Ben-Ishai dari Hebrew University, Israel menjelaskan bahwa saluran keringat kita bertindak seperti “susunan antena heliks ketika terpapar pada panjang gelombang ini,” yang berarti bahwa kita menjadi lebih konduktif.
Sebuah studi di New York baru-baru ini yang bereksperimen dengan gelombang 60 GHz menyatakan bahwa “analisis kedalaman penetrasi menunjukkan bahwa lebih dari 90% daya yang ditransmisikan diserap dalam lapisan epidermis dan dermis pada kulit.”
Efek dari MMWs seperti yang dipelajari oleh Dr. Yael Stein dari Hebrew University dikatakan juga menyebabkan rasa sakit pada fisik manusia ketika nociceptor manusia mulai terkena karena mengenali gelombang ini sebagai rangsangan yang merusak. Jadi kita akan melihat kemungkinan banyak penyakit kulit dan kanker serta rasa sakit fisik pada kulit manusia ke depannya.
3. Efek pada Mata
Sebuah studi tahun 1994 menemukan bahwa paparan radiasi gelombang mikro milimeter (MMW) yang rendah menghasilkan kekaburan lensa mata pada tikus, yang terkait dengan munculnya katarak.
Eksperimen yang dilakukan oleh Medical Research Institute dari Kanazawa Medical University menemukan bahwa frekuensi 60 GHz “…antena gelombang milimeter dapat menyebabkan cedera termal pada berbagai jenis level. Efek termal yang disebabkan oleh gelombang milimeter tampaknya dapat menembus di bawah permukaan mata.”
Sebuah penelitian di Cina tahun 2003 juga menemukan kerusakan pada sel-sel epitel lensa kelinci setelah 8 jam terpapar dengan radiasi gelombang mikro dan sebuah penelitian tahun 2009 yang dilakukan oleh College of Physicians and Surgeons di Pakistan menyimpulkan bahwa Electro-magnetic field (EMF) yang dipancarkan oleh ponsel menyebabkan kekacauan diferensiasi retina pada embrio ayam.
4. Efek Pada Jantung
Sebuah studi di Rusia pada 1992 lalu telah menemukan bahwa frekuensi dalam kisaran 53-78 GHz (yang diusulkan 5G untuk digunakan) berdampak pada variabilitas detak jantung (indikator stres) pada tikus.
Studi oleh Rusia lainnya adalah tentang katak, yang kulitnya telah terpapar MMW, mereka menemukan perubahan denyut jantung (aritmia) pada katak.
Akibat hal ini maka ditakuti bahwa kisaran gelombang yang diusulkan dipakai untuk 5G dapat menyebabkan serangan jantung pada manusia. Oleh sebab itu, Rusia melarang 5G di negaranya.
5. Efek Sistem Kekebalan Tubuh
Sebuah penelitian di Rusia tahun 2002 meneliti efek paparan radiasi gelombang mikro 42 HGz pada darah tikus sehat. Disimpulkan bahwa “paparan seluruh tubuh tikus yang sehat terhadap EHF EMR intensitas rendah memiliki efek mendalam pada indeks kekebalan nonspesifik (nonspecific immunity)”.
6. Efek pada Tingkat Pertumbuhan Sel
Sebuah studi di Armenia pada 2016 mengamati gelombang MMW pada intensitas rendah, mencerminkan lingkungan masa depan yang disebabkan oleh 5G.
Studi yang mereka dilakukan pada bakteri E-coli dan bakteri lain, menyatakan bahwa gelombang mikro telah menekan pertumbuhan mereka serta “mengubah sifat dan aktivitas” sel.
Kekhawatirannya adalah bahwa ia akan melakukan hal yang sama pada sel manusia, yaitu: mengubah sifat dan aktivitas manusia.
7. Efek pada Resistensi Bakteri
Studi di Armenia yang sama, juga menunjukkan bahwa efek MMW terutama pada air, membran plasma pada sel, dan juga genom. Mereka telah menemukan bahwa interaksi MMW dengan bakteri mengubah sensitivitas mereka terhadap “bahan kimia aktif biologis yang berbeda, termasuk antibiotik.” Lebih khusus lagi, kombinasi MMW dan antibiotik menunjukkan bahwa itu mungkin mengarah pada resistensi antibiotik pada bakteri.
Temuan inovatif ini dapat memiliki efek magnum pada kesehatan manusia karena bandwidth diluncurkan secara nasional. Kekhawatirannya adalah bahwa kita mengembangkan resistensi yang lebih rendah terhadap bakteri, akibatnya sel kita menjadi lebih rentan, dan kita menjadi lebih rentan juga terhadap penyakit.
8. Efek pada Kesehatan Tumbuhan
Salah satu fitur dari 5G adalah bahwa MMW sangat rentan diserap oleh tanaman dan hujan.
Manusia dan hewan sama-sama mengonsumsi tanaman sebagai sumber makanan. Efek MMW terhadap tanaman dapat tertinggal dan berbekas, dan tidak aman untuk dikonsumsi.
Ingat dan pikirlah kimia GMO di steroid, atau kimia chemtrails di udara. Maka, air akan jatuh dari langit ke tanaman yang telah terpapar gelombang MMW ini, juga akan di iradiasi.
Sebuah studi 2010 pada pohon Aspen menunjukkan bahwa paparan frekuensi radio menyebabkan daun menunjukkan gejala nekrosis (necrosis symptoms).
Studi di Armenia lainnya menemukan bahwa MMW dengan intensitas rendah “memohon perubahan spektrum isoenzim peroksidase (peroxidase isoenzyme) dari tunas gandum.” Peroksidase adalah protein stres yang ada pada tanaman. Indikasinya adalah bahwa 5G akan sangat berbahaya bagi tanaman.
9. Efek pada Atmosfer dan Menipisnya Bahan Bakar Fosil
Implementasi dari jaringan nirkabel global 5G membutuhkan peluncuran roket untuk menyebarkan satelit untuk 5G.
Satelit ini memiliki umur yang pendek yang akan membutuhkan penyebaran lebih banyak dari apa yang saat ini kita lihat atau sebelumnya.
Jenis baru dari mesin roket hidrokarbon yang diperkirakan akan memberi daya pada armada roket sub-orbital akan memancarkan karbon hitam yang “..dapat menyebabkan perubahan yang berpotensi signifikan dalam sirkulasi atmosfer global dan distribusi ozon dan suhu..” menurut sebuah studi di California 2010. Knalpot roket solid state mengandung klorin yang juga menghancurkan ozon!
Efek pada ozon dianggap lebih buruk daripada paparan CFC pada saat ini. Proyek Google bernama Project Loon dikatakan membawa internet ke daerah pedesaan yang sulit mengakses internet dengan menggunakan balon helium. Tapi balon ini hanya memiliki umur 10 bulan. Kami melihat banyak helium yang digunakan di sini, lebih dari apa yang dapat kami miliki di Bumi!
10. Gangguan Ekosistem Alam
Sejak tahun 2000, ada laporan tentang burung-burung yang meninggalkan sarangnya akibat masalah kesehatan seperti kerontokan bulu.
“Kerontokan atau kurangnya bulu yang tumbuh, masalah pergerakan, berkurangnya kemampuan bertahan hidup dan kematian,” kata peneliti Alfonso Balmori.
Spesies burung yang dipengaruhi oleh level rendah ini, radiasi gelombang mikro non-pengion adalah House Sparrows (burung gereja), Rock Doves (merpati), White Storks (kuntul putih), Collared Doves (puter) dan Magpies (kacer).
Tapi menyangkut hal ini bukan hanya burung. Populasi lebah yang menurun juga dikatakan terkait dengan radiasi EMF yang tidak terionisasi ini. Maka hal ini mengurangi kemampuan bertelur ratu lebah yang mengarah pada penurunan kekuatan koloni.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Loyola College di Chennai pada 2012 menyimpulkan bahwa dari 919 studi penelitian yang dilakukan pada burung, tanaman, lebah, dan hewan serta manusia lainnya, 593 di antaranya menunjukkan dampak dari radiasi RF-EMF. Akibatnya, maka 5G akan menambah efek dari electrosmog ini.
11. Sebagian Besar Studi 5G Menyesatkan (Misleading)
5G akan menggunakan gelombang milimeter yang berdenyut (pulse) untuk membawa informasi. Tetapi seperti yang ditunjukkan oleh Dr. Joel Moskowitz, sebagian besar studi 5G menyesatkan karena dianggap tidak mendenyutkan gelombang.
Hal ini penting karena penelitian pada gelombang mikro sudah memberi tahu kita bagaimana gelombang berdenyut (pulsed waves) memiliki efek biologis yang lebih mendalam pada tubuh makhluk hidup termasuk manusia, dibandingkan dengan gelombang tak-berdenyut (non-pulsed waves). Studi sebelumnya, misalnya, menunjukkan bagaimana frekuensi berdenyut menyebabkan toksisitas gen (gene toxicity) dan untai DNA pecah!!
Tiga Langkah Untuk Berurusan Dengan EMF (Electro-magnetic field)
Jika Anda saat ini memiliki masalah mata dan iritasi terus-menerus, saatnya Anda tahu, mungkin ada yang terlewatkan, dan Anda akan segera mulai membantu masalah ini pula, untuk turut serta mencegah masalah lebih lanjut dari gelombang EMF dari teknologi 5G.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk berurusan dengan EMF dapat diringkas sebagai berikut: