Pemilihan presiden diwarnai protes, di mana para pemilih di luar negeri menyatakan ketidakpuasan dengan proses pemungutan suara dan menuntut agar pemungutan suara diperpanjang lewat pukul 21.00 malam. Hasil akhir dipandang sebagai kejutan karena Ponta adalah kandidat presiden favorit sebelum pemilihan presiden putaran kedua.
Pemilihan itu juga ditandai dengan dugaan suap, yakni adanya distribusi makanan kepada lebih dari 6,5 juta orang selama kampanye. Wakil Victor Ponta juga dituduh membujuk pemilih secara ilegal di Moldova untuk memilih Ponta. Tak hanya itu, pemungutan suara juga ditandai oleh pemilih Diaspora yang melakukan protes di sekitar tempat pemungutan suara di Paris, London, New York, dan Madrid.
3. Pemilu Kenya 2007
Pemilu Kenya pada tanggal 27 Desember 2007 digelar untuk memilih presiden, Anggota Parlemen, dan Dewan Lokal. Pemilihan presiden menjadi ajang kontes antara Kibaki dan pemimpin oposisi Raila Odinga.
Pemilu diwarnai permusuhan etnik, di mana Kibaki memimpin Kikuyu yang dominan. Sedangkan Raila menciptakan basis yang lebih luas dengan menyatukan lima suku besar.
Meskipun jajak pendapat menunjukkan bahwa Raila Odinga memiliki dukungan yang signifikan di seluruh negeri, Kibaki dinyatakan sebagai pemenang dengan 46% suara. Sedangkan Raila Odinga meraih 44% suara.
Namun, partainya Odinga memenangkan mayoritas kursi di Majelis Nasional atau Parlemen. Odinga dan para pendukungnya menolak hasil pemilihan mengingat Odinga telah memperoleh suara terbanyak di enam dari delapan provinsi. Juga, beberapa basis dukungan Kibaki telah tercatat lebih dari 100% jumlah pemilih.