Selama kampanye, presiden setempat kala itu, Recep Tayyip Erdoğan, dituduh berencana melakukan penipuan pemilu dan beberapa penyimpangan. Penyimpangan termasuk penggunaan sumber daya negara oleh AKP, data pemilih yang salah, bias media, dan intimidasi.
Tuduhan-tuduhan ini menyebabkan kekerasan politik dan vandalisme terutama terhada properti kandidat. Dewan Pemilihan Agung juga dituduh mencetak surat suara berlebih yang menimbulkan kontroversi.
Proses pemungutan suara ditandai oleh banyak pelanggaran. Pada 3 Juni 2015, Volunteer Election Monitoring Group dan kelompok pemantau pemilu lainnya mengklaim bahwa partai-partai tersebut telah mencatat suara tambahan yang mengarah pada kekerasan bermotivasi politik di seluruh negeri. Hasil pemilu menghasilkan komposisi kursi parlemen yang menggantung pertama kali di negara itu dengan AKP mengumpulkan 40,9%, CHP 25%, MHP 16,3%, dan HDP 13,1%. Pembicaraan untuk membentuk pemerintah koalisi gagal beberapa kali. AKP mendukung pemilu dini yang akhirnya diadakan pada 1 November 2015.
2. Pemilihan Presiden Rumania 2014
Pemilihan Presiden Rumania 2014 diselenggarakan dalam dua putaran. Pada putaran pertama yang diadakan pada tanggal 2 November 2014, dua dari 14 kandidat lolos ke putaran kedua karena tidak ada kandidat yang memperoleh lebih dari 50% suara; Victor Ponta dari Partai Sosial Demokrat, dan Klaus Iohannis dari Partai Liberal Nasional (PNL).
Putaran kedua pemilihan presiden dijadwalkan pada 16 November 2014, di mana Mahkamah Konstitusi mengonfirmasi hasil pemilihan dan mengesahkan Klaus Iohannis sebagai presiden.