Reaksi budaya di Eropa terhadap rambut ini bervariasi, dari penistaan sampai kekaguman. Banyak stereotype umum menyatakan bahwa seseorang dengan rambut merah memiliki tempramen tinggi.
Dalam kultur di beberapa wilayah dunia, mereka yang memiliki rambut merah sering dijuluki sebagai “Redhead”.
Sementara untuk jenggot berwarna merah (Red Beard) tidak selalu memiliki hubungan dengan rambut, walau sangat jarang terjadi. Seseorang berambut biasa tapi bisa saja dapat memiliki jenggot atau janggut berwarna merah.
Hal itu bisa terjadi karena warna rambut tergantung dari keturunan orang tua, kakek, atau nenek moyangnya. Jadi sangat mungkin warna rambut nenek moyangnya untuk kembali terjadi kepada anak, cucu atau cicitnya karena seperti disebutkan diatas, warna rambut merah akibat mutasi gen yang bernama MC1R.
Gen MC1R membentuk pigmen warna merah menjadi pigmen warna gelap. Jika seorang memiliki dua gen MC1R yang bermutasi (dari masing-masing orang tuanya), maka mereka memiliki rambut berwarna merah.
Sementara jenggot berwarna merah adalah efek yang sama karena mutasi MC1R, namun hal itu dapat terjadi oleh hanya karena satu gen MC1R saja yang bermutasi, bukannya dua gen. Dan itulah kenapa jenggot berwarna merah cenderung memang lebih sering terjadi pada mereka yang memiliki rambut merah, namun dibandingkan warna rambutnya, warna jenggotnya yang merah jauh lebih berwarna merah daripada rambut mereka.
14. Tulang Kuat (incredibly dense bones)
Tulang adalah jaringan aktif metabolik yang terdiri dari beberapa jenis sel. Sel-sel ini termasuk osteoblas, yang terlibat dalam pembentukan dan mineralisasi jaringan tulang, osteosit, dan osteoklas, yang terlibat dalam penyerapan kembali jaringan tulang.
Namun penyakit tulang tersebut justru terjadi sebaliknya, bukan kerapuhan tulang yang terjadi akibat minimnya mineral pada kalsium, tapi menjadikannya jauh lebih kuat karena mineral membuat tulang jauh lebih rapat dan kuat yang menyebabkan nyaris tak mungkin untuk patah.Ternyata, hanya sebagian kecil manusia yang memiliki tulang yang jauh lebih kuat (incredibly dense bones). Dari hasil penelitian LRP5 yang bertangungjawab terhadap mineralisasi, peneliti menemukan mutasi yang menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh kerapuhan tulang.
Selain tulangnya kuat, kulit juga tak rentan terhadap penuaan yang membuat keduanya jauh lebih kuat daripada kebanyakan manusia lainnya. Jika terjadi kecelakaan, manusia ini akan memiliki kemungkinan besar tidak terjadinya patah tulang karena tulangnya lebih kuat.
Hal buruknya dari perkembangan tulang yang kuat menyebabkan lebih tertekannya syaraf dan juga otak. Maka salah satu sisi negatifnya akan mengurangi kemampuan pendengaran. Juga ketika sudah tua dan misalnya butuh untuk mengoperasi tulang, maka hal ini tidak dapat dilakukan.
13. Dagu Belah (cleft chin)
Istilah “Dagu Belah” dalam behasa Inggris disebut sebagai cleft chin atau “dagu sumbing”, dimple chin, chin dimple (dagu lesung), atau dagu lesung pipi, atau lesung pipi di dagu (a dimple on the chin). Fitur ini adalah celah berbentuk Y (Y-shaped) pada dagu dengan kekhasan tulang yang mendasarinya.
Secara khusus, celah dagu mengikuti celah pada tulang rahang bagian bawah yang dihasilkan dari penggabungan fusi yang tak sempurna pada bagian kiri dan kanan tulang rahang, atau otot, selama perkembangan embrio dan janin. Bagi orang lain, hal itu bisa berkembang dari waktu ke waktu, seringkali karena satu setengah rahang lebih panjang dari yang lain, menyebabkan wajah asimetris.
Ini adalah sifat yang diwariskan pada manusia, dimana gen resesif menyebabkan dagu terlihat sumbing, sementara genotipe dominan yang ada hadir tanpa celah. Namun, ini juga merupakan contoh klasik untuk penetrasi variabel dengan faktor lingkungan atau gen pengubah yang mungkin mempengaruhi ekspresi fenotipik dari genotipe sebenarnya.