“Sultan Mehmet II sangat menghargai budaya Yunani dan mempelajari Kristen,” tulis Sphrantzes. “Ia datang ke kediaman Patriarch Scholarius, dan meminta sang imam besar untuk menulis penjelasan tentang Kristen.”
Kesaksikan Sphrantzes tentang kebijaksanaan Sultan Mehmet II menjadi penjelasan penting atas pertanyaan mengapa Konstantinopel, yang saat ini bernama Istanbul, tetap menjadi salah satu kota paling multirelijius di Kekaisasaran Ottoman selama berabad-abad. (hls)