Sebagian masyarakat tidak mengetahui dluwang, dan menyangkanya sebagai kulit binatang seperti kulit kambing atau onta. Pada tahun 2009, di museum di Kelantan, Malaysia, seorang petugas tergopoh-gopoh menunjukkan sebuah koleksi Alquran yang disebutnya terbuat dari kulit onta.
Namun saat dilihat bisa dipastikan itu adalah dluwang bukan kulit onta. Alquran kuno yang ditunjukkan tersebut kemungkinan besar berasal dari Jawa.
Dalam mushaf dari Langitan ini, dluwang hanya digunakan untuk melapisi sampul bagian dalam, sementara semua teks dalam Alquran ditulis dengan kertas Eropa. Penggunaan dluwang untuk melapisi kulit mushaf bagian dalam karena dluwang memang lebih kuat dibandingkan kertas Eropa.
Kertas Eropa dibuat dari bubur kertas, oleh karena itu cukup rawan sobek, sedangkan dluwang dibuat dari serat kulit kayu yang cukup kuat. Lapisan dluwang untuk sampul akan memperkuat mushaf ini, karena mushaf sering dibuka-tutup untuk dibaca pemiliknya. (Okz)