Selain itu juga adanya imbauan para pemimpin Indonesia saat itu, yang mampu mengetuk hati pemimpin Pakistan Mochamad Ali Jinnah. Ia merupakan Presiden pertama Pakistan yang menyampaikan protes atas kekejaman kolonial Belanda dan Inggris terhadap Indonesia. Ia mengimbau seluruh umat Islam dunia untuk membantu perjuangan kemerdekaan RI.
Atas jasanya yang luar biasa, pada Desember 1996, Presiden Soeharto memberikan Bintang Adi Purna, bintang RI kelas satu kepada almarhum Mochamad Ali Jinnah. Ia dianggap luar biasa berjasa terhadap negara dan bangsa Indonesia. Jasa lain dari Ali Jinnah adalah mengeluarkan perintah menahan sejumlah pesawat Belanda dan Inggris. Pesawat itu bermuatan senjata yang akan dibawa ke Jakarta, akhir 1947. Persenjataan ini untuk mendukung kegiatan agresi Police Action. Police Action adalah tindakan agresi yang dilakukan tentara sekutu Inggris membantu tentara Belanda untuk kembali menjajah Indonesia yang telah merdeka.
Demikian sekilas peranan Tentara Islam dari India Muslim (Pakistan) yang turut menyelamatkan nyawa Soekarno, dan membantu rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan RI dari agresi Belanda/Inggris/Sekutu.
Catatan sejarah ini membuktikan “ikatan iman” “ikatan Islam” yang berperan penting dalam perjuangan Indonesia.
Makanya kalau sekaranga ada tokoh yang berpidato mencoba mencerabut “akar iman” “akar Islam”, memprovokasi dengan sebutan “kelompok radikal” “penganut ideologi tertutup” “peramal masa depan”, sesungguhnya dia lupa dengan sejarah bangsanya sendiri.
Sekali lagi, jangan sekali-kali lupa dengan sejarah. Seperti yang diwasiatkan Bung Karno.
Bahkan karena sejarah itulah, Presiden Soekarno saat terjadinya konflik India-Pakistan, Sukarno jelas-jelas mendukung Pakistan dibandingkan mendukung India saat perang kedua negara pada 1965 lalu. “Utang nyawa dan solidaritas Muslim!” Begitu alasan Bung Karno untuk mendukung Pakistan (muslim) dibandingkan mendukung India.
JAS MERAH !!!
JANGAN SEKALI KALI MELUPAKAN SEJARAH.
(kl)