Sebagai contoh, serum yang disembuhkan, transfusi antibodi pasif dari orang yang pernah selamat dari manusia sebelumnya. Pada masa silam, inilah satu-satunya pengobatan efektif yang diketahui digunakanuntuk infeksi ebola dengan tingkat keberhasilan yang tinggi yaitu 7 dari 8 pasien yang selamat.
Antiserum banyak digunakan di laboratorium diagnostik virologi. Penggunaan antiserum yang paling umum pada manusia adalah sebagai antitoksin atau antivenom untuk mengobati envenomation.
Terapi serum, juga dikenal sebagai seroterapi, menggambarkan pengobatan penyakit menular dengan menggunakan serum hewan yang telah diimunisasi terhadap organisme atau produk spesifik mereka, yang menurut dugaan penyakit tersebut dapat dirujuk.
Dengan tranfusi plasma darah dari pasien yang sudah sembuh, cara ini dinilai ampuh bahkan untuk menyembuhkan pasien dalam kondisi kritis sekalipun.
Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, di mana sel darah ditutup. Sekitar 55% dari jumlah volume darah merupakan plasma darah.
Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.
Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah dibubuhi zat anti-koagulan yang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah merah jatuh ke dasar tuba.
Maka sel-sel darah putih akan berada di atasnya dan membentuk lapisan buffy coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan sekitar 1025 kg/m3, atau 1.025 kg/liter.
Dalam penelitian itu ada sejumlah pasien dalam rentang usia antara 36-65 tahun. Di antaranya ada dua wanita, yang menerima ventilasi mekanik pada saat pegobatan, dan semua telah menerima antivirus dan methylplrednisolone.
Namun setelah melakukan transfusi plasma darah, 4 dari 5 pasien itu, suhunya berubah menjadi normal hanya dalam dua hari.