eramuslim.com – Melihat fakta dilapangan ternyata gerakan Ikhwanul Muslimin tidaklah mati walau para pemimpinnya telah dibunuh , maka saat itu Amerika Serikat mulai bertindak, mereka membuat perjanjian dengan beberapa perwira pasukan Mesir, seperti : Jamal Abdul Nasher, Anwar Sadat dan Abdul Hakim Amer. Duta Amerika menemui perwira perwira ini dan mengatakan,” Tuan tuan, kami ingin agar tuan tuan melancarkan kudeta terhadap pemerintahan Raja Farouq, kami bersedia melindungi dan membantu tuan tuan, dengan syarat :
- Harus bersedia menumpas harakah Ikhwanul Muslimin.
- Jangan mengganggu perbatasan Israel.
- Harus bersedia membubarkan Jamiah Al Azhar
Mereka perwira militer menyepakati ketiga persyaratan ini, dan selanjutnya mereka melancarkan kudeta pada tahun 1952 M. Muhammad Najib dan Anwar Sadat memberikan pernyataan bahwa duta AS turut hadir dalam siding pertama yang diadakan oleh Dewan Revolusi.
Duta AS, Jefferson meminta bantuan dana kepada pemerintahannya melalu sebuah pengarang buku “ Permainan Bangsa bangsa”, pengarangnya seorang agen rahasia AS namanya Mells Copsland, untuk mendukung revolusi Jamal Abdul Nasser. Dana diberikan 3 Juta Dollar itu digunakan untukbiaya operasional perangkat intelijen, membeli mobil anti peluru buat Jamal Abdul Nasher, dan untuk menggaji para perwira yang ikut serta dalam Dewan Revolusi. Dana tersebut dikeluarkan dari dana pribadi Presiden AS Eisenhower.
Kemudian ketiga syarat tersebut mulai dilaksanakan. Rezim Jamal Abdul Nasser memerangi Ikhwanul Muslimin, menghukum mati sisa pemimpin Ikhwanul Muslimin dan mengeksekusi di tiang tiang gantungan. Kendati dunia Islam berupaya menengahi persoalan tersebut, tapi Jamal Abdul Nasser menolak campur tangan semua mediasi tersebut….Bersambung
– Abdullah Azzam –