Eramuslim.com – Pernahkah kita bertanya apa kah yang terjadi di Turki pada di masa lalu? Bagaimana dengan sejarah bangsa Turki? Turki yang merupakan tanah kekhalifahan terakhir menjadi bukti besar kejayaan Islam dan bangkitnya sekularisme di negari Utsmaniyah.
Tercatat sejarah kelam di Turki pada puluhan tahun yang lalu. Ketika syariat ditegakkan maka nyawapun menjadi taruhannya. Apa yang sebenarnya terjadi di Turki pada hari itu?
18 Juli 1932 sebuah larangan umum yang mencengangkan dunia diberlakukan untuk pertama kalinya di bumi muslim.
Adzan yang yang dibaca oleh negara Muslim Turki selama 1000 tahun dihapuskan dan berganti menjadi lirik bahasa Turki.
Tanrı uludur, Tanrı uludur, Tanrı uludur (Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar)
Şüphesiz bilirim Tanrı’dan başka yoktur tapacak (Ashhadu an la ilaha illallah)
Şüphesiz bilirim Tanrı’dan başka yoktur tapacak (Ashhadu an la ilaha illallah)
Şüphesiz bilirim Tanrı’nın elçisidir Muhammed (Ash hadu anna Muhammadan rasul allah)
Haydi namaza, Haydi namaza, Haydi namaza (Hayya ‘ala al-salah)
Haydi felaha, Haydi felaha, Haydi felaha (Hayya ‘ala al-falah)
Uykudan namaz daha hayırlıdır. (Ash-shalaatu khairum minan-nauum)
Upaya untuk melarang Adzan telah dimulai pada tanggal 29 Januari 1932 dan resmi dilarang 6 bulan kemudian. Selama 18 tahun adzan berbahasa Turki berkumandang di bumi Utsmaniyah.
Hingga pada akhirnya, sosok anak bangsa dari sebuah partai maju melawan peraturan yang berlaku. Adnan Menderes seorang negarawan Turki dan perdana menteri mengembalikan adzan menjadi dalam bahasa Arab.
Suara adzan yang sesuai syariat yang dirindukan akhirnya kembali di bumi Turki. Pada 16 Juni 1950 adzan kembali berkumandang sesuai dengan syariat Islam.
Namun kembalinya suara adzan berarti menentang hukum negara Turki, yang berarti sebuah pelanggaran besar. Adnan Menderes sebagai pahlawan harus menerima hukuman. Ia harus membayarnya dengan nyawa.
Hukuman gantung menjadi konsekuensi karena mengembalikan adzan di bumi Utsmaniyah.