‘Penempatan’ pasukan Romawi sangat tidak menguntungkan dalam peperangan ini. Kehebatan Pasukan Islam juga membuat kagum para panglima Romawi dan komandan pasukannya, Gregorius Theodorus diantaranya, ia ingin menghindari jatuhnya banyak korban. Dipilihlah saat istirahat,Gregorius mendatangi Khali untuk perang tanding, duel satu lawan satu. Sekilas tawaran ini dapat mengurangi jatuh korban, namun bisa saja menjadi taktik sekaligus sebagai ‘psy war’ dalam sebuah pertempuran yang malah dapat menganulir kemenangan pasukan muslimin.
Pertarungan satu lawan satu itu terjadi, disaksikan oleh kubu kedua belah pihak. Dalam duel maut itu, tombak Gregorius patah terkena sabetan pedang Khalid. Luar biasa, rasa takjub begitu saja muncul di benak Gregorius, betapa tidak! Tombak bergagang baja itu rontok oleh sabetan pedang Khalid, padahal sepanjang pertempuran yang dipimpinnya tombak itu menjadi tumpuan pertahanan dirinya. Kepiawaian Khalid memainkan pedangkah? Tenaganya yang kuatkah? Atau memang benar pedangnya diturunkan dari langit? Rasa penasaran panglima Romawi ini makin menjadi-jadi. Dia seperti baru menemukan lawan tanding yang setimpal.
Pedang besar Gregorius dikeluarkan untuk menghadapi Khalid. Namun, Gregorius merasa Khalid selalu memberinya kesempatan untuk mengelak. Untuk kedua kalinya Gregorius merasa kagum kan sikap patriot Khalid yang saat itu sebenarnya sudah menang. Khalid bisa saja melibas lawannya saat itu yang sedang lemah. Tapi kegarangan Khalid di medan perang tidak menutupi kelembutan sikap ksatrianya.
Pertanyaan itu akhirnya terlontar dari mulut Gregorius saat kepala kuda mereka berdua bertemu.
“Ya Khalid, coba katakan dengan sebenar-benarnya dan jangan bohongi saya. Apakah benar Allah telah turun kepada Nabi anda dengan membawa pedang dari langit, lalu menyerahkannya kepada anda, sehingga anda memperoleh julukan “Pedang Allah”? Saya tahu setiap anda mencabut pedang itu, maka tidak ada lawan yang tidak tunduk!”
“Semua itu tidak benar!” tukas Khalid dengan singkat seraya tetap mempermainkan pedangnya untuk menangkis serangan pedang panglima Gregorius.