Inggris benar-benar menepati janjinya kepada Mustafa Khamal . Sesudah Turki jatuh dan tentara Sekutu berhasil menguasai Istambul, Inggris menyerahkan turki kepada Musthafa Kamal, melalui perundingan “Luzon” antara kedua belah pihak yang berlangsung selama 3 bulan sejak November 1922 sd Februari 1923.Pihak Inggris diwakili oleh Lord Ccrizon Menteri Luar Negeri sedangkan dari pihak turki adalah Ismail Inonu pembantu Musthafa Kamal.
Ada empat syarat yang diajukan pihak Inggris kepada wakil Turki dalam perundingan ini :
- Harus bersedia menjatuhkan khilafah.
- Usaha apapun yang bermaksud menegakkan kembali Khilafah harus ditumpas
- Harus bersedia mengambil undang-undang eropa untuk menggantikan undang-undang Islam
- Harus bersedia memerangi syiar-syiar Islam
Ismat Inonu menanda tanganinya dan kemudian Inggris menyerahkan turki kepada musthafa Kamal. Musthafa Kamal seterusnya berhasil menjadi presiden Turki. Lalu dia menjalankan persyaratan yang diajukan oleh Inggris kepadanya. Tak ragu lagi tokoh pengkhianat ini “membabat “ Islam dengan melarang penduduk turki mengenakan pakaian muslim di pasar-pasar , para polisi merobek-robek baju Muslim yang dikenakan rakyat turki dan melepas paksa burdah yang dikenakan wanita muslim. Melarang percakapan,membaca dan menulis dalam bahasa arab, melarang warga Turki pergi haji dan umrah ke Makkah, melarang para pegawai pemerintah melaksanakan sholat berjamaah, merubah mesjid Aya Shofia masjid terbesar dan terindah di turki menjadi gedung Museum , memaksa penduduk turki memakai topi ala eropa dan melarang memakai tarbusyi (songkok) dan surban turki , melarang pemakaian hithah dan ighal jenis ikat kepala yang menjadi ciri bangsa Arab.