Eramuslim.com – London, musim panas 1982. Malam demi malam siaran teve dihiasi dengan pemberitaan keadaan terkini tentang serangan Zionis-Israel ke Lebanon. Lewat udara dan darat, tentara zionis itu membombardir wilayah-wilayah di Lebanon yang dituding sebagai tempat persembunyian pejuang-pejuang Palestina.
Salah seorang warga London yang setia menyimak perkembangan serangan Zionis-Israel ke Lebanon itu adalah Ang Swee Chai, seorang perempuan, dokter ortopedis kelahiran Malaysia. Sebagai seorang tenaga medis, Dokter Ang begitu miris melihat banyaknya korban sipil yang jatuh akibat serangan itu yang terdiri dari anak-anak kecil dan perempuan tak berdosa.
Dalam bukunya yang menggetarkan “From Beirut to Jerusalem” (Kualalumpur, 2002), Dokter Ang menulis, “Lebanon dan Beirut adalah nama-nama asing bagiku. Sedangkan Israel sebaliknya. Gereja telah mengajarkanku bahwa anak-cucu bangsa Israel adalah anak-anak pilihan Tuhan. Teman-temanku sesama Kristiani mengatakan bahwa berkumpulnya orang-orang Yahudi dari seluruh penjuru dunia di Negeri Israel adalah pemenuhan janji Tuhan yang terdapat dalam pengabaran-pengabaran di Kitab Injil. ”
“Aku berpihak pada Israel untuk alasan lain, ” lanjutnya, “Di London, aku menghabiskan waktu berjam-jam menonton acara teve yang menyiarkan penderitaan luar biasa orang-orang Yahudi di tangan Nazi. …Penciptaan Negara Israel, yang memberi semua orang Yahudi sebuah rumah yang membuat mereka terbebas dari penganiayaan dan siksaan, menurutku adalah suatu tindak keadilan—bahkan suatu keadilan dari Tuhan. ”