Sebagaimana dikatakan Lucas Leiroz, Faktor terbaru yang juga memotivasi militerisasi Jepang adalah kontroversi seputar Kepulauan Senkaku, yang diklaim oleh China. Sengketa tersebut menyebabkan Tokyo memodernisasi kelas kapal perusaknya dan meminta Mitsubishi Heavy Industries untuk memproduksi tank generasi baru. Sedangkan untuk Angkatan Udara, Jepang memesan lebih dari 100 pesawat tempur F-35A dan F-35B.
Jepang juga telah mengembangkan prototipe pesawat tempur generasi kelima dan berencana menggunakan teknologi ini untuk membuat pesawat tempur generasi keenam dalam waktu dekat. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan Beijing karena menandakan adanya pergeseran secara radikal dalam hal perselisihan atau sengketa yang sejauh ini berlangsung damai.
Namun, faktor-faktor seperti Korea Utara, Kepulauan Senkaku, atau niat untuk berpartisipasi dalam misi kemanusiaan tidak cukup untuk menjelaskan militerisasi Jepang. Faktanya, yang diinginkan Tokyo hanyalah untuk meningkatkan kepentingan geopolitiknya dan perannya sebagai kekuatan regional dan bertaruh pada peningkatan kapasitas militernya.
Masalahnya adalah sejauh mana proses ini tampak menarik bagi Jepang sendiri. Mengingat AS masih mempertahankan pangkalan militer aktif di negara Asia dan menjamin keamanan Jepang dari kemungkinan ancaman. Atas dasar ini, adakah motif terselubung lain dari Jepang yang berambisi untuk membangung postur pertahanan militernya. Kita lihat saja berkembangan selanjutnya.
Sudarto Murtaufiq, peneliti senior Global Future Institute (GFI)
Sumber: GlobalReviewIndonesia