Namun, sejak itu, kebangkitan proyek militer Jepang secara bertahap mulai mendapatkan kekuatan. Di dalam negeri, retorika diperkuat untuk merelatifkan Pasal 9 Konstitusi, dalam rangka memperluas potensi militer Jepang. Bertentangan dengan ekspektasi hingga saat itu, berakhirnya Perang Dingin tidak mengurangi kekuatan militer Jepang tetapi membuka ruang bagi pembenaran demi ambisi mengembangkan postur pertahanan militernya.
Jepang pun sadar betul bagaimana postur pertahanan militer yang kuat dan canggih yang dimiliki setiap negara menjadi daya tawar tersendiri dalam percaturan internasional. Terlebih, Jepang juga menengarai bagaimana kemajuan militer Korea Utara juga menjadi alasan utama mengapa upaya-upaya yang mendukung kelanjutan proses militerisasi terus menguat.
Namun pilar kebangkitan militer Jepang adalah kerja sama internasional dengan AS. Jepang dan AS memulai kegiatan bersama terutama berkat upaya mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, yang dalam delapan tahun terakhir mempromosikan pembalikan historis yang sebenarnya dari ideologi pasifis negara Jepang. Dengan demikian Jepang memungkinkan pengembangan militerisasi yang luas, sehingga merelatifkan Pasal 9 Konstitusi tak lebih dari ornamen dekoratif murni.
Bagaimanapun, Tokyo saat ini secara aktif berinvestasi dalam pengembangan kemampuan militernya dan pekerjaan ini telah sangat berhasil. Jepang terkenal sebagai salah satu raksasa industri terbesar di dunia, sehingga tak heran negara tersebut berhasil mengembangkan peralatan perang yang modern dan efisien. Kompleks industri militer Jepang saat ini dibentuk oleh sekelompok dari beberapa perusahaan, di antaranya Mitsubishi Heavy Industries yang terkemuka, yang lebih memusatkan pada produksi tank, kendaraan tempur, pesawat militer, kapal perang, rudal, dan peralatan militer lainnya.
Menurut sebuah studi oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) yang diterbitkan pada April 2020, pada 2019 Jepang menempati peringkat kesembilan dalam pengeluaran militer – mencapai sekitar 47,6 miliar dolar. Badan Jepang Kyodo melaporkan bahwa militer Jepang meminta 51,7 miliar dolar untuk tahun fiskal berikutnya, yang dimulai 1 April 2021. Pengeluaran terus meningkat, sesuai dengan besaran 0,9% dari PDB Jepang. Persentase ini tidak begitu besar dibandingkan dengan kekuatan militer lain di planet ini, tetapi sangat mengesankan jika kita mempertimbangkan Jepang dalam semua konteks militerisasinya baru-baru ini.