Fadli Zon bahkan khawatir jika pujian IMF tersebut beracun.
“Hati2 pujian beracun. Waktu krisis 1997-1998 IMF jg puji2 fundamen ekonomi RI kuat.
Tp setelah itu menyiram bensin ke tengah api,” ujar Fadli.
Menurutnya, IMF adalah institusi yang membuat ekonomi RI hancur pada 20 tahun silam.
“IMF adalah institusi yg bikin hancur ekonomi RI 20 th lalu. Kini pemerintah menjamu besar2an IMF dg biaya Rp 1 Trilyun. Mental Inlander?,” kata Fadli Zon.
Dana Rp 11,9 triliun dikucurkan untuk amankan rupiah
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, hingga hari Selasa (5/9/2018) BI telah mengeluarkan Rp 11,9 triliun baik di pasar valuta asing maupun membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
“Sejak Kamis, Jumat, Senin, Rabu kita intervensi jumlahmya meningkat. Juga di pasar sekunder koordinasi dengan Kemenkeu (Kementerian Keuangan),” kata dia ketika rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (5/9/2018), dikutip Kompas.com.
“Pembelian SBN tidak hanya stabilkan pasar SBN tapi juga mendukung stabilitas nilai tukar, agar suhu badan kita turun. Hari Kamis kita beli Rp 3 triliun, Jumat Rp 4,1 triliun, Senin Rp 3 triliun, dan kemarin Rp 1,8 triliun,” sambung dia.
Dia menjelaskan, intervensi ganda merupakan salah satu bentuk langkah jangka pendek untuk stabilkan rupiah.
Selain itu, menurut Perry, hal terpenting dalam menjaga stabilitas rupiah adalah dengan menyeimbangkan tingkat depresiasi serta volatilitas nilai tukar tersebut.
Sehingga nantinya, jika memang harus terdepresiasi terhadap dollar AS tidak akan terjadi secara tiba-tiba.
“Yang paling penting adalah menjaga tingkat depresiasi agar tidak oversoothing sehingga kalau memang terjadi depresiasi tidak mendadak, tetapi secara gradual,” ucap dia.
Dia menyebutkan, Bank Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengawal ketat rupiah seperti meningkatkan suku bunga acuan, intervensi ganda di pasar valas, serta menawarkan swap dengam biaya yang lebih murah. [tribun]