“Penemuan perioditas 16 hari dalam FRB berulang ini merupakan petunjuk penting dari sifat ledakan sinyal radio dari luar angkasa,” tulis studi yang diterbitkan dalam server preprint arXiv tersebut.
Sementara itu, para peneliti lain juga masih menerka-nerka pastinya, dari mana sumber sinyal FRB misterius dari luar angkasa tersebut berasal.
Ada yang menyebut FRB itu merupakan sistem bintang biner tipe OB berisi bintang masif dan inti bintang super padat yang dikenal sebagai Bintang Neutron.
Studi itu menyebut bahwa bintang neutron terkecil di alam semesta yang merupakan sisa-sisa supernova (ledakan bintang) akan memancarkan ledakan atau sinyak radio, tapi sinyalnya akan disamarkan angin secara berkala.
Ada juga studi yang menyebut bahwa sinyal itu merupakan kobaran bintang neutron bermagnet tinggi yang dikenal dengan istilah Magnetar.
Namun demikian, magnetar cenderung berotasi setiap beberapa detik sekali, sehingga sinyal misterius yang diterima dalam siklus 16 hari ini tidak sesuai dengan studi magnetar tersebut.
Namun, ada juga peneliti yang berspekulasi sinyal itu berasal dari peradaban makhluk luar angkasa. Lebih lanjut, para peneliti percaya bahwa pengamatan di masa depan dapat membantu mereka menemukan pola lain dari detakan sinyal radio lainnya.
Ilmuwan: Alien di Balik Sinyal Misterius ke Bumi Tiap 16 Hari
Sementara itu, ilmuwan astro fisika dan kosmologi dari Universitas Harvard, Prof. Abraham Loeb yang dikenal sebagai Abraham “Avi” Loeb, menyatakan kemungkinan kalau sinyal misterius yang dikirim dari luar angkasa ke Bumi tiap 16 hari berasal dari peradaban alien. Kemungkinan lain, sinyal FBR itu muncul karena sumber lain.
Loeb meyakini sinyal luar angkasa itu bisa berasal dari berbagai jenis sumber, baik alami atau buatan. Sinyal ini bisa berasal dari bintang neutron muda yang disebut bintang Magenta atau fenomena alam lain yang belum diketahui.
“Saat ini kami belum memiliki (cara) yang secara jelas menunjukkan sifat FRB. Jadi semua kemungkinan harus dipertimbangkan, termasuk asal sinyal dari sumber buatan,” ujar Loeb.
Kemungkinan lain, sinyal ini berasal dari peradaban ekstraterestrial (E.T.). Para alien ini menggunakan pancaran energi ke luar angkasa.