Eramuslim.com – Bagi sebagian orang, penjara adalah sebuah pelarian. Jika tidak percaya, tanyakan saja kepada orang-orang di Korea Selatan.
Mereka berbondong-bondong masuk penjara agar terbebas dari kehidupan sehari-hari yang penuh tekanan dan bikin stres.
“Penjara ini memberi saya rasa kebebasan,” kata Park Hye-ri, seorang pekerja kantoran berusia 28 tahun, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (23/11/2018).
Park mesti mengeluarkan ongkos sebesar 90 dolar AS (sekitar Rp1,3 juta) untuk 24 jam menginap di sebuah penjara tiruan.
Sejak 2013 lalu, fasilitas “Prison Inside Me” di timur laut Hongcheon telah menampung setidaknya lebih dari 2.000 “narapidana”.
Kebanyakan dari mereka adalah pekerja kantoran dan pelajar yang stres.
Mereka ingin mencari solusi atas kultur pekerjaan dan pendidikan di Korea Selatan yang mereka anggap penuh tekanan.
“Saya terlalu sibuk,” ujar Park saat menghuni sel berukuran 5 meter persegi.
“Saya seharusnya tidak ada di sini sekarang, mengingat pekerjaan yang harus saya lakukan.”
Tapi ia memutuskan berhenti dan melihat kembali pada dirinya agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Meski ini adalah penjara “palsu”, aturan di dalamnya bisa sangat ketat. Para penghuni dilarang berbicara dengan narapidana lainnya. Tidak ada ponsel, tidak ada jam.
Para narapidana akan mendapatkan kostum penjara berwarna biru, tikar yoga, seperangkat teh, bolpoin, dan buku catatan.
Mereka harus tidur di lantai, ada toilet kecil di dalam ruangan, tapi tidak ada cermin.
Menu penjaranya, ada ubi jalar kukus dan pisang shake untuk makan malam, sementara untuk sarapan ada bubur nasi.
Co-founder Noh Ji-hyang mengatakan, penjara tiruan ini terinspirasi oleh suaminya, seorang jaksa yang sering bekerja selama 100 jam dalam seminggu.
“Dia bilang, dia lebih suka pergi ke sel isolasi selama seminggu untuk beristirahat dan merasa lebih baik,” ujar Noh, dikutip dari Reuters.