Eramuslim.com – Tidak ada seorang Nabi , kecuali sungguh telah memberi peringatan umatnya tentang seorang pembohong yang matanya buta sebelah.
Selain ia buta sebelah dan sesungguhnya Tuhan kalian ‘Azza wa Jalla tidak buta sebelah, di antara kedua matanya tertulis ك ف ر (kaf-fa-ra) yang artinya kafir. (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
Secara bahasa, kata Dajjal (الدّجّال) berasal dari perkataan “Dajala al-Ba’iira” (seseorang mendajjal unta).
Artinya “Thalaahu bilqathiran waghaththahu bihi (melumurinya dengan aspal dan menutupnya dengan aspal tersebut). Asal makna Dajjal ialah al-Khalath (mencampur, mengacaukan, membingungkan).
Seseorang dikatakan berbuat Dajjal bila ia menyamarkan dan memanipulasi. Lafal ini termasuk bentuk mubalaghah (menunjukkan makna sangat atau intensitas). Jadi, Dajjal adalah manipulator dan pembohong yang luar biasa.
Dalam buku “Misteri Dajjal” karya Wiyanto Suud (alumnus Ponpes Modern Darussalam Gontor) diuraikan bahwa dinamakan Dajjal karena ia menutup kebenaran dengan kebatilan.
Atau ia menutupi kekafirannya terhadap orang lain dengan kebohongan, kepalsuan, dan penipuan. Ada juga yang mengatakan karena ia menutupi bumi dengan kelompok atau pengikut-pengikutnya.
Bahkan ada yang menggunakan Dajjal sebagai umpatan, sejenis kata kotor untuk meluapkan kemarahan atau kejengkelan yang sudah mencapai ambang batas.